Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Pertahankan Tradisi, Bawa Oncor Keliling Kampung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SETIAP malam 10 Suro warga Lingkungan Gesari Satu, Dusun Sawahan, Kelurahan Pengantigan, melaksanakan selamatan kampung. Selamatan kampung yang dilakukan itu memang terlihat sama seperti selamatan kampung di daerah lain, yakni memanjatkan dua secara bersama-sama demi keselamatan bersama dan makan bersama di tengah jalan kampung.

Yang menarik, meski letak Lingungan Gcsari Satu, Dusun Sawahan, masih berada di tengah kota. Lingkungan tersebut masih mempertahankan tradisi membawa oncor keliling kampung. Membawa antar keliling kampung tersebut dianggap sebagai simbol penerang desa.

“Ini hanya tradisi saja. Dulu itu kan tidak ada penerangan. Membawa oncor ini bertujuan agar terang saja,” Sujak Jauhari, sesepuh Lingkungan Gesari Satu. Dalam selamatan kampung di malam 10 Suro kemarin warga secara sukarela memasak nasi tumpeng dan dimakan bersama-sama di jalanan kampung setelah salat magrib.

Sebelumnya, sesepuh Dusun Sawahan Satu terlebih dahulu membacakan sebuah doa yang intinya agar seluruh warga Dusun Sawahan dijauhkan dari malapetaka dan selalu sehat dalam menjalankan kehidupan. Nah, saat doa dipanjatkan sesepuh melalui pengeras suara, seluruh warga diwajibkan mematikan penerangan di teras rumah masing-masing.

Penerangan diganti menggunakan oncor yang sudah ada di depan rumah. Hal itu bertujuan agar doa yang dipanjatkan semakin khusyuk.  Setelah doa dipanjatkan, baru- lah seluruh warga dipersilakan menyantap hidangan tumpeng  yang telah disediakan pemilik rumah masing-masing.

Tidak ada menu khusus yang harus dibuat oleh warga saat selamatan kampung malam kemarin. Yang terpenting dalam makan tumpeng bersama-sama kemarin adalah kebersamaan antar warga. Soebono, salah satu warga setempat mengatakan sebenarnya selamatan kampung itu tidak dilakukan juga tidak apa-apa.

Namun, karena ini merupakan warisan nenek moyang, maka selamatan kampung di malam 10 Suro ini dirasa wajib dilaksanakan. Sebab, jika tidak dilaksanakan, warga merasa ada yang mengganjal. ”Selamatan pada bulan Suro ini disunahkan kok  menurut agama Islam. Tapi kami selalu melaksanakan selamatan ini setiap tahun,” kata Soebono.

Sementara itu, pada selamatan kampung di Lingkungan Gesari Satu, Dusun Sawahan, kemarin berlangsung meriah. Terlebih anak- anak ikut memeriahkan ider bumi keliling kampung. Tampak seluruh anak- anak yang ikut antusias membawa oncor.

Di setiap pojok-pojok kampung anak-anak yang di dampingi sesepuh itu mengumandangkan azan. “Di pojok-pojok kampung kami azan. Karena setan itu biasanya ada di pojok- pojok kampung,” ungkap salah satu warga. (radar)