Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

10 Kecamatan Rawan Longsor

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Delapan Kecamatan Berpotensi Banjir
BANYUWANGI – Memasuki puncak musim hujan akhir Desember ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mulai melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi dilanda banjir dan tanah longsor. Hasilnya, sepuluh kecamatan dinyatakan masuk kanrasan rawan longsor dan delapan kecamatan dinyatakan masuk kawasan rawan banjir. KepaIa Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi.

Kusiyadi mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan pemetaan beberapa kecamatan di Banyuwangi yang berpotensi dilanda banjir dan tanah longsor. “Sudah kita pctakan kecamatan-kecamatan yang berpotensi banjir dan longsor di musim hujan, terutama wilayah perbukitan dan lereng gunung.” ujarnya kemarin (16/12). Hasil pemetaan yang di lakukan BPBD, kata Kusiyadi, terdata delapan kecamatan di Banyuwangi berpotensi dilanda banjir, diantaranya Kecamatan Banyuwangi, Kalipuro, Kabat, Rogojampi, Muncar, Pesanggaran, Siliragung, dan Wongsorejo.

Sepuluh kecamatan masuk kawasan berpotensi tanah longsor. Daerah rawan longsor itu meliputi kecamatan di wilayah perbukitan dan lereng gunung seperti Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Glagah, Kabat, Songgon, Siliragung. Pesanggaran, Glenmore, dan Kalibaru. Meski sudah pemetaan, bukan berarti kecamatan yang tidak terpetakan tidak ber potensi. Apalagi, bencana tidak bisa diduga dan diprediksi. Akan tetapi, dengan mengamati letak wilayah dan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, di kecamatan-kecamatan tersebut seting terjadi bencana.” Dengan memetakan wilayah rawan banjir dan longsor, kita bisa menyusun rencana antisipasi, seperti menyiapkan peralatan dan personel, imbuh Kusiyadi.

Namum yang lebih terpenting kata dia, mengantisipasi terjadi bencana sewaktu-waktu, BPBD meningkatkan perantara wilayah melalui Pusat Pengendali Operasi (Pusdal Ops) di kantor BPBD Jalan Jaksa Agung suprapto, Banyuwangi. Pusdal Ops itu setiap waktu menerima mengolah, dan menyebarluaskan, informasi tentang wacana melalui saluran telekominikasi radio VHF, HF, email, media sosial, telepon. BBM (BlackBerry Messenger) dan telepon seluler (ponsel). “Kami memantau teman-teman relawan di seluruh kecamatan melalui saluran komunikasi radio difrekuensi 15.5180 Mhz,” pungkas salah satu petugas Pusdal Ops BPBD Banyuwangi, Soekri. (radar)