Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

15.000 Ton Beras Impor dari Thailand Tiba di Banyuwangi saat Harganya Melonjak

15.000-ton-beras-impor-dari-thailand-tiba-di-banyuwangi-saat-harganya-melonjak
15.000 Ton Beras Impor dari Thailand Tiba di Banyuwangi saat Harganya Melonjak

KOMPAS.com – Sebanyak 15.000 ton beras impor dari Thailand tiba di Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi, Jawa Timur.

Beras tersebut akan dipasok ke wilayah Indonesia Timur, khususnya Nusa Tenggara Timur.

Beras impor dari negeri Gajah Putih itu datang ke Banyuwangi saat harga komoditas tersebut sedang melambung tinggi.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Harisun mengakui, harga komoditas beras di sejumlah pasar di Banyuwangi sedang naik.

Baca juga: Harga Beras di Magetan Naik Jadi Rp 16.000 Per Kg, Pemkab Siapkan Operasi Pasar

Harga beras premium saja bahkan telah menyentuh angka Rp 16.500 per kilogram.

Namun Harisun menegaskan bahwa harga eceran tertinggi (HET) di Bulog masih Rp 13.900 per kilogram.

Kemudian, HET beras medium Rp 10.900 per kilogram. Sementara itu di pasaran, beras medium naik menjadi Rp 13.000 per kilogram.

“Kendalanya memang pada musim panen ada kemunduran,” kata Harisun, Rabu (21/2/2024).

Harisun mengatakan, penyebab utama kenaikan harga beras di Banyuwangi karena mundurnya masa panen raya padi.

“Prediksi awal pertengahan Februari, namun menjadi sekitar pertengahan Maret,” ungkap Harisun.

Baca juga: Harga Beras Meroket, Pedagang di Bekasi Diprotes Ibu-ibu

Harisun menjelaskan, saat ini proses bongkar muat beras impor Thailand dari kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjungwangi masih berlangsung.

Informasi terakhir, jumlah beras impor yang telah dibawa ke Gudang Bulog di Ketapang Banyuwangi sudah sekitar 10.000 ton.

“Sebanyak 5 ribu ton sisanya semoga bisa selesai proses bongkarnya dalam beberapa hari ke depan,” ujar Harisun.

Harisun memaparkan, beras impor yang datang dari Thailand tersebut akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Sebanyak 13 ribu ton untuk NTT. Pengirimannya bertahap. Ini instruksi dari pusat,” tutur Harisun.

Baca juga: Pemprov DKI Jual Sembako Murah, Ada Beras 5 Kg dan Minyak 2 Liter

Menurut dia, NTT merupakan salah satu daerah dengan defisit beras di wilayah Indonesia Timur. Untuk itu perlu digerojok tambahan beras.

“Untuk 2 ribu ton beras impor sisanya, disimpan di Gudang Bulog Banyuwangi sebagai pemenuhan kebutuhan stok,” terang Harisun.

Pada tahun lalu, Banyuwangi kedatangan sekitar 9 kali beras impor dari negara Thailand dan Vietnam. Selain untuk Banyuwangi, beras itu juga dikirim ke daerah-daerah lain di Indonesia Timur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.