Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

15 Dokar Tempuh Rute 26 Km

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

15GIRI – Sebanyak 15 dokar dan ratusan motor mengikuti tradisi Puter Kayun kemarin (6/8). Mereka menempuh perjalanan pergi-pulang sejauh 26 kilometer dari Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, menuju Pantai Watudodol, Kecamatan Kalipuro. Pawai Puter Kayun itu diawali dari Kelurahan Boyolangu.

Kemudian, mereka bergeser ke arah timur melewati Jalan Letkol Istiqlah, Jalan Kapten Ilyas, Jalan Satsuit Tubun, dan berbelok di Jalan Sritanjung di depan Pendapa Sabha Swagata Blambangan. Setelah melewati Jalan PB. Sudirman, mereka lurus ke arah utara melintasi Jalan Basuki Rahmat, Jalan Yos Sudarso, Jalan Gatot Subroto, hingga Pelabuhan Ketapang. Dari kawasan pelabuhan penyeberangan itu, mereka meneruskan perjalanan melalui Jalan Raya Situbondo hingga Pantai Watudodol.  

Tidak hanya masyarakat Kelurahan Boyolangu yang mengikuti tradisi Puter Kayun tersebut. Ketua Panitia Puter Kayun 2014, Helmi Mukafi, mengakui peserta tradisi Puter Kayun tersebut berasal dari berbagai daerah. ”Ada juga orang Desa Jambesari, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, dan sekitarnya yang ikut. Mereka sudah berangkat sejak pagi tadi dan menunggu di (Pantai) Watudodol,” ujar Helmi.

Sementara itu, tradisi Puter Kayun kali ini dilepas Asisten Pembangunan dan Kesra Pemkab Banyuwangi, Wiyono, pukul 14.00 kemarin. Acara pelepasan Puter Kayun tersebut juga dihadiri camat Giri, Kapolsek Giri, kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, dan lurah se-Kecamatan Giri. Ketua Panitia Puter Kayun, Helmi Mukafi, berharap tradisi tersebut bisa diagendakan dalam Banyuwangi Festival tahun depan. 

Mudah-mudahan tahun depan masuk Banyuwangi Festival,” ujarnya. Helmi menambahkan, tradisi Puter Kayun merupakan tradisi masyarakat Kelurahan Boyolangu naik dokar menuju Pantai Watudodol pada Lebaran Ketupat. Kegiatan itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. ”Puter Kayun ini juga merupakan tanda berakhirnya Hari Raya Idul Fitri.

Masyarakat yang telah tiba di Watudodol langsung makan bersama,” jelasnya. Sekadar tahu, tradisi Puter Kayun merupakan tradisi turun-temurun warga Kelurahan Boyolangu. Mereka melakukan perjalanan naik dokar menuju Pantai Watudodol pada hari kesepuluh setelah Idul Fitri. Tradisi itu sebagai wujud syukur atas rezeki yang telah diberikan Tuhan. 

 Selain itu, tradisi itu juga digelar guna mengenang leluhur mereka, yaitu Buyut Jakso, yang pernah semedi di Gunung Silangu yang kini bernama Boyolangu. ”Dulu Buyut Jakso melakukan semedi di sini dan meminta izinkepada leluhur untuk mendodol (membongkar) batu di Watudodol tersebut. Dulu Watudodol itu tidak ada jalannya. Dari kejadian itu kemudian muncul nama Watudodol,” tutur Rugito, ketua Adat Paguyuban Dokar Boyolangu. (radar)