Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

15 Kapal Dihentikan, Penumpukan Truk di Pelabuhan Ketapang Tak Terhindarkan

15-kapal-dihentikan,-penumpukan-truk-di-pelabuhan-ketapang-tak-terhindarkan
15 Kapal Dihentikan, Penumpukan Truk di Pelabuhan Ketapang Tak Terhindarkan

KOMPAS.com – Aktivitas di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, lumpuh total pada Rabu (16/7/2025) siang akibat aksi blokade yang dilakukan puluhan sopir truk tronton.

Mereka memarkir kendaraan secara rapat di jalur keluar dermaga LCM, menyebabkan seluruh akses keluar pelabuhan tertutup selama sekitar 1,5 jam.

Aksi blokade ini dimulai pukul 11.00 WIB dan merupakan lanjutan dari aksi serupa yang sempat dilakukan sejak pagi hari.

Para sopir menuntut penambahan jumlah kapal pengangkut barang di dermaga LCM, yang menurut mereka tidak sebanding dengan volume kendaraan logistik yang menumpuk.

Salah satu sopir truk, Poniman, mengungkapkan bahwa ia sudah berada di Pelabuhan Ketapang sejak pukul 08.00 WIB, namun belum mendapat giliran untuk menyeberang. Truknya mengangkut muatan lem dan seng dari Surabaya yang ditujukan ke Bali.

Baca juga: Tak Sesuai Standar, 15 Kapal di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Dilarang Berlayar

“Saya sudah dari tadi pagi jam delapan menunggu masuk pelabuhan,” kata Poniman saat ditemui di lokasi.

Poniman menduga aksi blokade dilakukan karena banyak sopir kelelahan menunggu kepastian kapan bisa menyeberang. Ia juga mengeluhkan berkurangnya jumlah kapal yang beroperasi di dermaga LCM, yang membuat waktu distribusi barang menjadi sangat lambat.

“Biasanya, saya bongkar muatan di lokasi setelah empat hari perjalanan. Ini sudah hari kelima masih di Banyuwangi,” tuturnya.

Kemacetan Tak Terhindarkan

Blokade sempat dibuka kembali oleh para sopir sekitar pukul 12.22 WIB setelah satu kapal penyeberangan sandar di dermaga.

Namun, kondisi tersebut belum mampu mengurai sepenuhnya kemacetan yang terlanjur mengular di area pelabuhan dan kantong-kantong parkir kendaraan logistik.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi, Purgana, mengatakan bahwa kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang disebabkan oleh proses inspeksi ketat terhadap armada kapal di dermaga LCM.

Inspeksi dilakukan sebagai tindak lanjut dari insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).

“Ada 15 kapal yang harus segera memperbaiki non-conformity atau kekurangan yang ada di kapal mereka,” kata Purgana, Rabu (16/7/2025).

Baca juga: Sopir Truk Tronton Blokir Pintu Keluar, Pelabuhan Ketapang Lumpuh

Hanya Satu Kapal yang Beroperasi

Menurut Purgana, seluruh kapal yang terkena inspeksi merupakan eks kapal LCT (landing craft tank) yang kini digunakan untuk mengangkut logistik. Dari total 15 kapal di dermaga LCM Pelabuhan Ketapang, saat ini hanya dua kapal yang masih beroperasi.

Namun, satu di antaranya kandas di perairan Gilimanuk, Bali, sehingga hanya tersisa satu kapal yang melayani penyeberangan.


Page 2

“Dari 15 kapal, sementara yang melayani hanya dua, tapi yang satu kandas di Perairan Gilimanuk Bali tadi malam, sehingga sisa satu yang melayani,” ujar Purgana.

Ia menegaskan bahwa tindakan inspeksi dilakukan demi keselamatan pelayaran, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2012 tentang Manajemen Keselamatan Kapal.

Ketidaksesuaian atau non-conformity adalah pelanggaran terhadap persyaratan keselamatan kapal yang wajib diperbaiki sebelum kapal diizinkan kembali beroperasi.

“Kami berkoordinasi dengan pusat untuk mencari jalan keluar tanpa mengabaikan keselamatan,” tegasnya.

Baca juga: Sopir Blokir Akses, Arus ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Macet Total

Pemeriksaan Masih Berlangsung

Tim pemeriksa dari pusat telah tiba sejak awal pekan ini untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi kapal-kapal eks LCT.

Hasil pemeriksaan pertama telah keluar, dan beberapa kapal yang sudah memenuhi persyaratan keselamatan akan segera diperbantukan untuk mengangkut kendaraan logistik yang menumpuk.

“Dari hasil pemeriksaan yang sedang berlanjut, (hasil) baru satu. Targetnya hari ini harus selesai untuk mengurai tapi tidak semua (kapal),” jelas Purgana.

Ia mengingatkan bahwa proses ini bertujuan menghindari insiden serupa seperti tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya dan meningkatkan kepatuhan terhadap aspek keselamatan pelayaran.

“Karena kapal harus memenuhi aspek keselamatan secara menyeluruh meliputi nautis, teknis dan radio (NTR),” ungkapnya.

Baca juga: Nama Suaminya Tak Ada di Manifes, Yatini Tetap Setia Menunggu di Pelabuhan Ketapang

Meski begitu, Purgana menegaskan bahwa pihaknya tetap mempertimbangkan desakan masyarakat dan para sopir truk agar layanan logistik diutamakan.

“Kami tidak abai dengan suara masyarakat. Keselamatan tetap utama, tapi kami juga ingin memberikan solusi terbaik untuk semua pihak,” katanya.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Sopir Truk Tronton Blokir Pintu Keluar, Pelabuhan Ketapang Lumpuh”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.