Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

2,5 Jam Rontokkan Padi Satu Hektare

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

24jamROGOJAMPI – Penanganan pasca panen berdampak besar terhadap pendapatan para petani. Karena itu, pengelolaan pasca panen yang tepat diperlukan agar kesejahteraan petani meningkat. Upaya itu sudah di lakukan pemerintah melalui pemberian alat combine harvester kepada sembilan kelompok tani se-Banyuwangi. Sekadar tahu, Combine Harvester merupakan semacam traktor yang dapat memanen satu hektare (ha) padi dalam tempo 2,5 jam.

Meng gunakan Combine Harvester, tanaman padi tidak perlu di sabit. Sebab, alat panen modern tersebut bisa langsung menyabet tanaman padi yang sudah siap panen. Dengan Combine Harvester, batang tanaman padi bisa terpisah dengan bulir padi secara otomatis. Batang tanaman padi akan keluar me lalui bagian belakang mesin panen tersebut, dan bulir padi bisa langsung dimasukkan ke dalam karung yang diletakkan di samping kanan mesin tersebut Kelebihan lain, dengan Combine Harvester, penyusutan panen hanya berkisar tiga per sen.

Padahal, jika dipanen secara tradisional, penyusutan panen akibat padi tercecer bisa mencapai sembilan sampai sepuluh persen. Tidak hanya itu, untuk memanen satu hektare lahan padi, mesin seharga Rp 324 juta per unit itu hanya memerlukan bahan bakar 22 liter solar. Jika saat ini harga per liter solar Rp 4.500, maka biaya yang harus dikeluarkan petani hanya Rp 99 ribu per ha. Jika ditambah biaya operator, maka jumlah biaya panen yang perlu dikeluarkan petani hanya sekitar Rp 150 ribu per ha. Padahal, memanen satu hektare lahan dengan cara tradisional membutuhkan biaya Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.

Berbagai keunggulan Com bine Harvester itu terungkap dalam pelatihan alat pasca pa nen tanaman pangan dengan Combine Harvester kemarin (28/3). Pelatihan tersebut di hadiri Bupati Abdullah Az war Anas; Kepala Dinas Petanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Dispertahutbun) Ikrori Hudanto; dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Banyuwangi. Maklum, sembilan kelompok tani se-Banyuwangi baru mendapatkan mesin panen canggih tersebut. Bantuan mesin Combine Harvester tersebut dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan Tahun 2012.

Bupati Anas berharap, para anggota kelompok tani penerima bantuan memanfaatkan alat tersebut secara maksimal. “Kami berharap mesin ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” harapnya. Kepala Dispertahutbun, Ikrori menambahkan, beberapa keunggulan panen menggunakan Combine Harvester akan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani. Di jelaskan, dengan mesin tersebut, biaya panen bisa di tekan. Penyusutan panenpun semakin kecil, sehingga berdampak langsung terhadap peningkatan produksi gabah.

“Peningkatan produksi itu berarti akan meningkatkan pen dapatan petani. Jika pendapatannya meningkat, berarti kesejahteraan petani meningkat pula,” terangnya. Ikrori menambahkan, berkurangnya kerugian panen ter sebut sesuai dengan program peningkatan produksi be ras nasional (P2BN) yang digulirkan pemerintah pusat. Namun, penggunaan alat tersebut juga ada negatifnya, misalnya ber kurangnya tenaga kerja di sektor pertanian. Tetapi, efek negatif tersebut perlu di kaji lebih jauh. ”Apalagi, saat ini mayoritas buruh di bidang pertanian adalah kalangan orang-orang yang sudah tua. Anak muda lebih memilih bekerja di sektor lain,” pungkasnya. (radar)