BANYUWANGI, KOMPAS.com – Sebanyak tujuh korban luka bakar dalam insiden ledakan kapal pencari ikan KM Anugerah Indah 18 di Samudera Hindia pada Rabu (8/10/2025) telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025).
Berdasarkan data Lanal Banyuwangi, para korban yang mengalami luka bakar adalah Wawan, Misbahul, Riki, Jamal, Anto, Sumanto, dan Zeni. Sementara satu korban meninggal adalah Kasudi, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Koordinator pelayanan medis RSUD Blambangan dr Ayyub Erdiyanto mengatakan, tiga dari tujuh korban mengalami luka bakar di atas 50 persen. Sementara empat lainnya tingkat keparahannya lebih rendah.
Baca juga: Kapal Ikan Asal Banyumas Meledak di Samudera Hindia, 1 ABK Meninggal Dunia
“Untuk semua pasien luka, sudah kami tangani kegawatannya,” kata Ayyub, Sabtu.
Pasien dengan luka bakar serius akan menjalani operasi debridement, yaitu tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan mati atau tidak sehat dari luka atau sendi guna mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi.
Baca juga: ABK Terperangkap di Kamar Mesin Saat KM Anugerah Indah 18 Meledak di Samudera Hindia
Sementara untuk korban lainnya, pengobatan cukup medikamentosa atau pengobatan menggunakan obat-obatan, perawatan luka, observasi, dan evaluasi.
Terkait lama proses penyembuhan yang dibutuhkan oleh para korban, Ayyub mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada derajat keparahan dan kondisi pasien.
“Kalau sesuai guideline derajat 1 memerlukan waktu hingga 1 minggu. Derajat 2 memerlukan waktu hingga 2 bulan. Derajat 3 memerlukan waktu lebih dari 2 bulan,” urainya.
Estimasi waktu pemulihan sangat tergantung dengan kondisi pasien. Sementara pada kasus ini, pasien sudah tiga hari tidak mendapatkan perawatan dan nutrisi yang cukup sehingga hal tersebut dapat memperlambat proses penyembuhan.
Selama masa perawatan dan penyembuhan, para pasien juga harus dipantau secara kontinu untuk melihat ada tidaknya komplikasi yang dapat berakibat fatal.
Sebelumnya, KM Anugerah Indah 18 yang membawa 25 ABK berangkat mencari ikan ke Samudera Hindia dan mengalami kecelakaan kapal yang bersumber dari kamar mesin.
Berdasarkan keterangan kapten kapal, Kaeran (57), kepada petugas Lanal Banyuwangi, peristiwa ledakan kapal bermula saat kapal mengalami gangguan mesin yang kemudian dilakukan perbaikan, pembongkaran dan pembersihan oleh kepala kamar mesin dan anggota.
“Kapal selesai perbaikan, namun timbul asap. Kapal trouble lagi dan kapal sempat meledak di area ruang mesin,” tutur Danposal Muncar Lettu Laut (P) Marjun Susanto.
Kapten kapal dan ABK kemudian berupaya melakukan evakuasi korban dan pertolongan pertama, akibat terkena ledakan yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
Keesokan paginya pada Kamis sekitar pukul 08.00 WIB, kapal mendapat pertolongan dari KM Viktori Makmur, dan selanjutnya semua ABK KM Anugrah Indah 18 dievakuasi berangkat dari perairan selatan Lombok NTB menuju Pelabuhan UPT PPP Muncar.
“Kondisi kapal waktu ditinggalkan badan buritan sudah tenggelam,” ungkapnya.
Kini, nakhoda dan 16 ABK yang selamat diangkut menggunakan bis menuju Polairud Banyuwangi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terkait insiden tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang