Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

Akhir Pekan ke Mana? Yuk… Nonton Festival Kuwung di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Rangkaian budaya dalam Banyuwangi Festival masih berlangsung. Akhir pekan ini, tepatnya Sabtu (9/12/2017) ada pagelaran budaya bertajuk pawai Kuwung atau Festival Kuwung. Acara yang menampilkan beragam seni dan budaya khas Banyuwangi ini diikuti 500 pelaku seni Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Kuwung merupakan etalase kesenian dan tradisi masyarakat Banyuwangi yang beragam. Karena sesuai dengan namanya, Kuwung, yang merupakan bahasa Osing artinya pelangi.

“Inilah yang membedakannya dengan festival lainnya. Bila festival lain menampilkan satu tema budaya Banyuwangi, di Kuwung ini beragam tradisi khas Banyuwangi akan dipertontonkan,” kata Bupati Anas.

500 Pelaku seni Banyuwangi ini, akan membawakan tema sejarah perjuangan para raja yang pernah bertahta di Bumi Blambangan. Banyak fragmen heroisme yang dikemas dalam sendratari para peserta.

“Kami juga mengundang Kabupaten Gianyar, Bali, Kota Kediri, Yogyakarta untuk menampilkan keseniannya. Jadi, festival ini akan meriah karena bisa menyaksikan kesenian daerah lain. Pastinya ini akan menambah wawasan kita tentang kesenian khas dari daerah lain, para seniman bisa saling sharing pengembangan kesenian daerah,” jelas Anas.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda, menambahkan festival ini dikemas dalam sebuah parade dengan menampilkan kesenian yang lakonnya bersumber dari cerita perjuangan para tokoh raja zaman dahulu.

“Tema ini kita angkat seiring dengan peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba). Pada Desember 246 tahun lalu, terjadi perang besar Puputan Bayu antara rakyat melawan VOC (Belanda) yang kemudian diperingat sebagai Harjaba,” jelas Bram.

Parade ini nanti akan dibagi dalam lima kelompok besar. Masing-masing kelompok, kata Bramuda, akan membawakan lakon sejarah perjuangan masa lalu dengan sejarah yang berbeda. Seperti Payung Agung Prabu Tawangalun. Lakon ini mengkisahkan kemerdekaan Macan Putih Blambangan dari pengaruh kekuasaan Mataram.

Lalu ada kisah Agunge Wong Agung Wilis, yang menceriterakan lepasnya Wong Agung Wilis dari penjara kerajaan Mengwi Bali, hingga Agung Wilis merebut kembali kekusaannya di Lateng. Jogo Pati Bela Pati yang mengisahkan peristiwa perang perlawanan rakyat Blambangan semesta di Tegal Peperangan Songgon. Serta lakon ‘Bedah Alas Tirto Gondo’, yang mengisahkan hutan tirtogondo menjadi kota baru Banyuwangi.

“Tiap kelompok akan membawa 100 orang pemain seni. Dalam setiap gerak dan lakon yang mereka tampilkan akan diiringi musik dan gending sesuai dengan ceritanya,” kata Bramuda.

Parade ini akan mengambil dengan rute, sejauh 2,5 Km. Start depan kantor Pemkab Banyuwangi Jalan A Yani-PB Soedirman-Jl Susuit Tubun dan Finish Taman Blambangan.