Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Akibat Kelalaian Pihak Sekolah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kasus pengeroyokan yang menimpa Reynaldi Firmansyah, M, siswa kelas VII SMPN 2 Banyuwangi mengundang reaksi Dinas Pendidikan (Dispendik). Plt. Kadispendik Banyuwangi Sulihtiyono melalui Kasi Pendidikan SMP Sutikno menilai kejadian itu akibat kelalaian pihak sekolah.

Meski jumlah siswa cukup banyak, Sutikno menganggap kejadian itu tetap menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Apalagi, peristiwa brutal itu terjadi di lingkungan sekolah yang masih dalam pengawasan guru. Seharusnya, menurut Sutikno, guru melakukan tindakan preventif. Apalagi, korban dan pelaku pengeroyokan sudah memiliki masalah cukup lama.

Pasca kejadian itu, Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen), Suhud AR, langsung mendatangi SMPN 2 Banyuwangi. Saat itu Kabid Dikmen meminta kepala sekolah segera menyelesaikan masalah itu dengan cara kekeluargaan.

Kendati demikian, peristiwa tersebut tetap dianggap sebuah pelanggaran. “Kasus ini masuk taraf pelanggaran sedang,” ujarnya. Diberitakan sebelumnya, aksi brutal yang dipertontonkan siswa kembali mencoreng dunia pendidikan Banyuwangi. Setelah tawuran antar siswa SMA versus SMK gara-gara bola, kini giliran siswa SMP dikeroyok temannya sendiri.

Siswa malang itu bernama Reynaldi Firmansyah, 14. Gara-gara dijadikan samsak hidup tujuh temannya, siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banyuwangi itu mengalami trauma di sekujur tubuhnya. Akibat kejadian itu, siswa yang tinggal di jalan Tunggul Ametung, Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi, itu sempat menjalani perawatan intensif selama empat hari di rumah sakit.

Sementara itu, Kepala SMN 2 Banyuwangi Subiyantoro menuturkan, ada sejumlah temuan yang berhasil dikumpulkan pasca kejadian itu. Kejadian itu bermula ketika Reynaldi berduet dengan temannya, Al Deri. Pertarungan itu berjalan tidak seimbang hingga dilerai temannya, Rendi.

Usaha itu justru membuat Rendi kena pukul hingga perkelahian meluas antara korban dan temannya itu. Keesokan harinya, perselisihan semakin tajam setelah pelajaran olahraga. Adu mulut korban dengan Al Deri berlanjut.

Teman-temannya berusaha melerai. Justru korban marah, kemudian saling dorong dan berujung pemukulan. Selanjutnya, Reynaldi dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. “Hasilnyra tidak ada efek dari perkelahian itu.

Tetapi ada temuan bahwa ada penyakit di kepala Reynaldi,” ujar Subiyanto, Setelah di-scan, terdapat tumor di bagian kepala Reynaldi. Imbasnya, dia tidak hanya dinyatakan mengidap penyakit tersebut. Tetapi, juga ada efek lain, yakni berupa hidrocefatus. Inilah yang membuatnya pusing.

Bila tidak ditangani, efeknya bisa fatal dan menyebabkan kebutaan. Operasi dijadwalkan dilaksanakan sebanyak dua. Operasi pertama sudah untuk pemasangan selang. Operasi kedua atau lanjutan akan dilakukan untuk mengangkat tumur di kepala Reynaldi.

“Di sini ada hikmah dari kejadian itu. Ada temuan di kepala Reynaldi ada penyakit serius,” ujarnya. Di samping itu, pihak sekolah juga siap memenuhi panggilan kepolisian untuk memberikan kerangan. Bagi siswa yang terlibat, pihak sekolah memberi semangat dan menjamin ketenangan belajar di kelas 7D. (radar)