BANYUWANGI – Berbagai inovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk semakin mengembangkan kebudayaan lokal Bumi Blambangan kembali mendapat apresiasi. Kali ini Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat memberikan Anugerah Kebudayaan 2015 kepada Bupati Banyuwangi periode 2010-2015, Abdullah Azwar Anas.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Anas pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin (9/2). Penghargaan prestisius itu memantapkan posisi Banyuwangi sebagai daerah yang sangat peduli terhadap pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal.
Ketua Umum PWI, Margiono, mengatakan penghargaan itu diberikan kepada kepala daerah agar bisa memacu diri dalam membangun kebudayaan di daerah masing-masing. Terutama, dalam upaya melestarikan, mengembangkan, dan menggunakan kebudayaan lokal untuk pembangunan yang beradab.
“Ini dapat menjadi inspirasi kita bersama dan memotivasi para pimpinan daerah seluruh Indonesia untuk berlomba-lomba memajukan kebudayaan. Negara maju, seperti Jepang dan China, meski globalisasi mendera hingga saat ini mereka tetap hidup dengan kebudayaan yang terus diaktualisasikan. Mereka tetap tidak kehilangan karakter dan jati diri,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI, Yusuf Susilo Hartono, menambahkan Anas mendapatkan anugerah kebudayaan karena selama memimpin Banyuwangi pada periode 2010-2015, dia bisa menggunakan kekuatan tradisi lokal untuk mengembangkan daerah.
Anas yang juga calon bupati (cabup) Banyuwangi terpilih tersebut juga dinilai bisa mendorong peningkatan kesadaran budaya masyarakat lewat berbagai inovasi dalam rangka penguatan kebudayaan lokal di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini.
Anas berhasil melenyapkan stigma Banyuwangi sebagai kota santet dengan pendekatan budaya berbasis karakter lokal. Secara konsisten, Anas terus mendorong berbagai festival yang berbasis budaya lokal. “Identitas budaya Banyuwangi semakin kuat dengan digelarnya festival budaya. Beliau kita anggap mampu menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat pada masyarakat Banyuwangi untuk terus menumbuhkan budaya lokal yang tidak meniru kabupaten lain,” tuturnya.
Berbagai festival berbasis budaya yang dipadukan dengan keunikan dan potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Banyuwangi telah terbukti mengangkat perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta pada 2010 menjadi Rp 33,6 juta pada 2014.
Sementara itu, Anas mengaku penghargaan tersebut merupakan kehormatan bagi rakyat dan Pemkab Banyuwangi. Penghargaan tersebut mementahkan kecurigaan awal sejumlah pelaku seni dan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) bahwa festival yang diselenggarakan di Banyuwangi akan memberangus kebudayaan lokal.
“Justru festival yang kita buat menjadi jalan bagi upaya memunculkan, menguatkan, dan melestarikan, tradisitradisi yang ada di Banyuwangi. Sekaligus memunculkan kreativitas-kreativitas baru,” tuturnya. Anas mengatakan, kebudayaan bisa menjadi pilar yang efektif untuk memajukan daerah.
Kebudayaan yang dimaksud dalam hal ini bukan semata-mata pertunjukan seni, tapi juga menyangkut sistem, gagasan, dan hasil karya masyarakat. “Di Banyuwangi kami menjadikan pengembangan budaya sebagai strategi konsolidasi, baik konsolidasi ekonomi, rakyat, birokrasi, dan sebagainya,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakan, berbagai festival yang berbasis kebudayaan lokal tidak hanya berhasil mengangkat perekonomian masyarakat Bumi Blambangan. Lebih dari itu, festival tersebut semakin menguatkan kebudayaan lokal. “Kebudayaan lokal kita menjadi bisa lebih tumbuh berkembang dengan baik. Anak-anak kita semakin bangga dengan kebudayaan lokal kita,” paparnya.
Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir kebudayaan lokal Banyuwangi kian mendapat tempat terhormat di tataran nasional hingga internasional. Beberapa waktu lalu duta budaya Banyuwangi diundang tampil di Frankfurt, Jerman; Paris, Prancis; dan lain-lain.
Bahkan, bulan lalu Banyuwangi berhasil meraih penghargaan dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa- Bangsa (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO). Banyuwangi yang dipercaya mewakili Indonesia pada ajang 12th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanyol, Rabu malam waktu setempat (20/1) sukses menjadi jawara pertama kategori inovasi kebijakan publik dan tata kelola.
Sementara itu, selain Anas, Anugerah Kebudayaan 2015 juga diberikan kepada tujuh bupati/ wali kota lain se-Indonesia. Mereka, antara lain Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Pur wakarta Dedi Mulyadi, Bupati Wakatobi Hugua, Walikota Sawah Lunto Ali Yusuf, Bupati Tegal Enthus Susmono, Walikota Tomohon Jimmy F. Eman, dan Plt Bupati Belu-NTT Wilhelmus Foni. (radar)