Bocah Delapan Tahun yang Dibunuh di Bali
GLENMORE – Meninggalnya Angeline dengan cara cukup tragis membuat duka mendalam bagi keluarganya di Kabupaten Banyuwangi. Rumah neneknya, Misya, 62, di RT 5, RW 3, Dusun Wadung Pal, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, banyak didatangi warga untuk menyampaikan belasungkawa kemarin (11/6).
Keluarga besar korban juga berkumpul dan membaur bersama warga. Mereka berharap jenazah putri pasangan Rosidi dan Hamidah itu dimakamkan di pemakaman umum Desa Tulungrejo. “Angeline belum pernah datang ke Tulungrejo,” cetus Imamah, 22, saudara sepupu Hamidah.
Selama ini Hamidah bekerja di Bali dan jarang pulang. Biasanya, kalau pulang hanya beberapa hari saat Idul Fitri. Bagi keluarga, ibu kandung Angeline itu tulang punggung keluarga. “Hamidah itu saudaranya ada sembilan. Ekonomi keluarga banyak dari Hamidah,” jelasnya.
Angeline lahir saat kondisi ekonomi keluarga sedang terpuruk. Saat Hamidah hamil dan melahirkan Angeline, dia sedang bekerja di Bali. “Waktu Angeline lahir di rumah sakit tidak ada biaya, lalu diambil orang tua angkat itu,” ungkapnya.
Menurut Imamah, Hamidah itu memiliki empat anak dari dua suami. Angeline itu anak kedua. “Anak pertama dibawa suaminya di Banyuwangi, anak ketiga diasuh neneknya, dan keempat dibawa ke Bali,” urainya. Imamah mengaku tidak tahu pasti rumah Hamidah.
Hanya saja, yang diketahui itu berada di daerah Nusa Dua. “Saya kerja di Bali, tapi rumah Hamidah di mana, saya tidak tahu,” terang Ghozali, kakak kandung Hamidah. Sementara itu, nenek Angeline, Misyah, 68, hanya diam. Sesekali menjawab pertanyaan para wartawan yang datang.
Nenek itu berharap jenazah cucunya bisa dibawa pulang dan dimakamkan di pemakaman umum Desa Tulungrejo. “Dikubur di sini, saya minta pulang,” ucapnya. Misyah mengaku sangat sedih dengan kepergian cucunya itu. Apalagi, sampai saat ini belum pernah tahu secara langsung.
“Saya tahu saat polisi datang, mereka menanyakan keberadaan Angeline,” ungkapnya. Dengan logat Madura yang kental, Misyah berharap pelaku pembunuhan sadis itu mendapat hukuman seberat-beratnya. “Yang bunuh harus dihukum berat,” pintanya.
Camat Glenmore, Susanto Wibowo, mengatakan pihaknya bersama Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Banyuwangi telah melakukan upaya pemulangan jenazah Angeline ke rumah duka di Desa Tulungrejo.
“Kita sudah lakukan. Pak Kepala (Dinsosnakertrans) sudah ke Bali untuk melobi agar jenazah bisa dibawa pulang,” katanya. Sementara itu, pihak keluarga tidak rela jika Angeline dibawa pihak keluarga bapak kandungnya. Sebab, ayah kandung Angeline tidak pernah menafkahi anak-anaknya.
”Kenapa baru sekarang bapak kandungnya datang ke RS Sanglah semenjak mendengar banyak donator membantu ibu kandung Angeline. Jadi pihak keluarga sangat berharp kalau jenazah bisa dekebumikan di Banyuwangi di kediaman nenek kandung Angeline,’’ kata Imamah. (radar)