Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Anggap Tanjakan Ijen seperti Tempat Latihan Ninja

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEBAGAI tuan rumah, menjadi kebanggaan tersendiri jika kita mampu memberikan kepuasan kepada tamu. Begitu pula saat ada perhelatan akbar International Tour de Banyuwangi Ijen tahun 2015. Jika para pembalap merasakan nyaman, itu artinya tuan rumah berhasil menjamu mereka dengan baik.

Dengan bantuan koordinator Liaison Officer (LO), Aekanu Haryono, Jawa Pos Radar Banyuwangi akhirnya
memiliki kesempatan wawancara dengan para rider mancanegara. Saat itu sebenarnya kondisinya tidak cukup tepat untuk melakukan wawancara.

Karena mereka baru saja menyelesaikan etape ke empat yang jaraknya kurang-lebih 114,4 kilometer (Km). Dalam kondisi kelelahan, Chun Wing Leung, 21, dari HKSI Pro Cycling Team mau diwawancarai. Meski tampak belum hilang lelah yang dirasakan, pembalap asal Hongkong itu cukup ramah saat diwawancarai.

Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Leung mengatakan pengalaman pertamanya balapan di Indonesia sangat luar biasa. Saat melewati jalan-jalan, baik di kota maupun perkampungan, Leung merasakan seluruh masyarakat seolah ingin menyemangatinya.

Sehingga, setiap pembalap, menurutnya akan merasakan di-support banyak orang.  Leung mengakui persaingan di ITdBI ini sangat berat. Banyak tim dan pembalap bagus yang bersaing. Meskipun sebelumnya Leung mengakui telah berusaha mempelajari rute yang akan dilalui, tapi tetap tidak mudah menaklukkan medan-medan tanjakan pegunungan di Bumi Blambangan.

Terlebih, Leung merasakan siksaan luar biasa pada etape ketiga yang finis di Paltuding, Gunung Ijen. Di antara seluruh track, jalur Gunung Ijen yang menurutnya paling menguras tenaga. “Tanjakannya luar biasa, seperti tempat pelatihan Ninja.

Tetapi, memang menarik, saya harap tahun depan saya diundang lagi,” kata Leung dalam bahasa Inggris. Selanjutnya, pembalap berikutnya yang terkesan dengan balapan tersebut adalah Eric Sheppard, 24, dari Attaque Team Gusto.

Berbeda dengan Leung, Eric cukup irit berbicara lantaran kelelahan sudah menjalar hingga pangkal otaknya. Tetapi, lagilagi dengan bantuan koordinator LO, pembalap satu itu akhirnya mau berbicara, bahkan akhirnya bisa tersenyum.

Tak banyak yang diucapkan Eric. Tetapi, saat Jawa Pos Radar Banyuwangi menanyakan jalur yang menjadi favoritnya, tentu saja dengan spontan Eric langsung menjawab: Ijen! Dengan sedikit menahan tawa, Eric menceritakan kesulitannya menaklukkan tanjakan yang memiliki kemiringan nyaris 45 derajat itu.

Sampai-sampai Eric pun ikutikutan meminta tolong penonton agar mendorongnya. “Cukup gila tanjakannya, untungnya banyak penduduk yang begitu antusias ikut mendorong pembalap. Mereka sangat peduli kepada kami,” tutur Eric. ITdBI menurut Eric akan tetap menarik, sehingga dia ingin tampil kembali tahun depan untuk menaklukkan jalanan Banyuwangi.

Apalagi, warganya  angat antusias dengan even tersebut. Sementara itu, belum tuntas wawancara, beberapa orang langsung berebut mengajak foto bersama Eric. Akhirnya kami pun mengalah dan mewawancarai pembalap lain. Pembalap lain yang mengaku terkesan dengan ITdBI adalah Gusev Vladimir, 32, dari team Skydive Dubai Pro Cycling.

Seperti orang Eropa Timur kebanyakan, Gusev sangat pragmatis saat diwawancarai. Tidak ada canda yang ditunjukkan di wajahnya. Sesekali hanya ada senyum yang dingin. Meski begitu, pembalap asal Russia itu mengaku senang dengan ITdBI.

Sayang, dia merasa belum puas karena tidak bisa menjuarai ajang tersebut. Saat ditanya mengenai balapan itu, Gusev mengaku iklimnya cukup bersahabat. Karena cahaya matahari yang ada cukup terang dan tidak sepanas  di tempatnya  berlatih di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA). Apalagi, di etape terakhir tim pembalap bisa melewati jalanan yang bersebelahan langsung dengan Selat Bali.

“Tahun depan kita harus menang, di track Ijen yang paling berat sekalipun” tegasnya. Bukan tanpa alasan Gusev menarget lebih baik. Sebab, trainer-nya yang bernama Mehrab Humaid, 43, adalah mantan cyclist yang pernah melahap jalanjalan di ITdBI.Sebelumnya, Humaid pernah mengikuti kejuaraan ITdBI, sehingga wajar jika anak buahnya dipacu agar menang.

“Aroma persaingannya luar biasa. Tetapi, tim Dubai tersebut menjadi salah satu yang terlambat datang dengan penerbangan terakhir. Tetapi, akhirnya mereka bisa mendapat urutan yang bagus. Peran Humaid sepertinya berhasil di sini,” kata koordinator LO, Aekanu.(radar)