Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Anggota DPRD Kecam Kades Sumberarum

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SONGGON – Pernyataan Kepala Desa (Kades) Sumberarum, Kecamatan Songgon, Su priyono, yang mengancam wartawan di hadapan publik mendapat kecaman berbagai kalangan. Kecaman juga datang dari anggota DPRD Banyuwangi. Wakil Ketua Komisi I DPRD, Khusnan Abadi mengatakan, sikap kepala desa itu terlalu berlebihan. Sebagai pejabat publik, tindakan tersebut sangat konyol. ‘’Pernyataan kades itu sangat tidak sopan,” tegas politisi PKB asal Kecamatan Genteng itu.

Seharusnya, kata dia, sebagai seorang pemimpin harus benar-benar menjaga etika. Pernyataan kades tersebut sangat mendiskreditkan para jurnalis. ‘’Kami sangat menyayangkan apa yang disampaikan kepala desa terhadap wartawan itu,” sesalnya. Sebab, kades seperti itu tindak mencerminkan seorang pemimpin. Apalagi, pernyataan yang tak pantas itu dituduhkan langsung kepada wartawan yang sedang meliput.

‘’Jadi, perkataan kades itu sudah keterlaluan,” tandas mantan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi itu. Menurut dia, jika memang ada masalah, seharusnya jangan diutarakan di muka umum. Apalagi, pernyataan itu disampaikan melalui pengeras suara dan disaksikan muspika dan masyarakat. ‘’Pernyataan kades itu sama saja memfi tnah tugas jurnalis kepada masyarakat,” katanya. Oleh karena itu, dia mengingatkan agar insiden tersebut tidak terulang dan jangan ditiru pejabat publik lain.

‘’Ini contoh kades yang tidak baik, maka jangan ditiru,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, sosialisasi terkait rencana proyek air bersih di kantor Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, berlangsung menegangkan. Kepala desa setempat, Supriyono, melontarkan pernyataan yang bernada ancaman kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Ali Nurfatoni. Secara kebetulan, wartawan berinisial “ton” itu sedang meliput acara tersebut. “Awas, hati-hati kalau menulis berita. Dikira saya diam dan takut,” ancam Supriyono.

Pernyataan itu mengejutkan semua peserta sosialisasi yang hadir. Kontan, pernyataan kades itu membuat suasana dialog menjadi panas. Sayang, wartawan koran ini tidak diberi kesempatan memberikan jawaban terkait tudingan tersebut. Sikap kades tersebut sangat disayangkan para petani. Mereka menganggap bahwa pernyataan kades itu sangat tak pantas sebagai seorang pemimpin. Apalagi, persoalan itu di luar masalah yang dibahas dalam sosialisasi tersebut. “Sangat tak etis sekali Pak Kades bilang seperti itu,” ujar Tulus, seorang petani yang geram mendengar pernyataan kades kala itu. (radar)