ASAP yang keluar dari Gunung Raung akibat aktivitas erupsi mulai tiga hari lalu berganti arah ke timur. Sebelumnya, asap tersebut mengarah ke barat. Jika ke arah timur, berarti asap berpotensi menyelimuti wilayah Banyuwangi dan Bali.
Prakirawan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa mengatakan, perubahan arah asap tersebut disebabkan pergerakan angin. Pada pukul 08.30 WIB terpantau BMKG Banyuwangi erupsi debu vulkanik Gunung Raung dari permukaan mencapai 13.000 kaki.
“Pada posisi inilah pergerakan angin berubah dan mengarah ke timur dengan kecepatan 25 knot,” ungkap Gede. Ia menegaskan, pergerakan angin berbeda di tiap lapisan udara. Melihat aktivitas Gunung Raung tersebut, BMKG mengeluarkan sandi sigmet untuk kepentingan transportasi udara.
Sandi sigmet tersebut berisi posisi debu vulkanik setiap enam jam sekali. “Kami update prediksi posisi debu vulkanik ke otoritas penerbangan setiap enam jam sekali,” ujar Gede. Update tersebut untuk mengantisipasi keselamatan rute penerbangan.
Sebab, debu vulkanik tersebut mengganggu jarak pandang penerbangan dan berpotensi merusak komponen mesin pesawat. Untuk menghindari asap Gunung Raung tersebut, pesawat harus mengubah rute atau terbang lebih tinggi dari asap. “Sementara ini pesawat terbang di atas 13 ribu kaki, masih aman,” tandasnya. (radar)