Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Balai Kambang Akan Dijadikan Destinasi Sejarah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

balai-kambang-akan-dijadikan-destinasi-sejarah

ROGOJAMPI – Cagar budaya Balai Kambang berupa tumpukan batu bata kuno berbentuk kubus dan masih utuh di Dusun Krajan, Desa Gitik, Kecamatan  Rogojampi, akan segera dikelola untuk dijadikan destinasi wisata sejarah di Kabupaten Banyuwangi.

Balai Kambang yang diduga didirikan pada abad 17 itu belum diketahui pasti pembuatnya. Makanya, kini tengah dilakukan penelitian. “Balai Kambang ini  peninggalan sejarah yang masih terjaga dengan baik,” cetus Kepala Bidang (Kabid)  Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan  dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten  Banyuwangi, Choliqul Ridha.

Bahkan, terang dia, Cagar Budaya itu juga masih terlihat jelas berupa tumpukan dan susunan batu bata kuno yang ditengarai peninggalan abad 17. “Cagar budaya ini masih terjaga baik, bisa dijadikan destinasi wisata sejarah di Banyuwangi,” katanya.

Rencana Balai Kambang dijadikan destinasi wisata sejarah mendapat  dukungan ahli cagar budaya Provinsi Jawa Timur, Edi Triharyantoro, dan staf Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranoto, yang  datang ke tempat bersejarah itu  kemarin (20/10).

“Cagar Budaya Balai Kambang sudah jelas bentuknya. Kalau Macan Putih masih butuh waktu panjang untuk penelitian dan pencarian bukti fisiknya,” ujar ahli cagar budaya Provinsi Jawa Timur, Edi Triharyantoro. Balai Kambang, terang dia, itu  sudah ada tinggal dikembangkan dan butuh sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Karena dimungkinkan kawasan sekitar cagar budaya itu ada peninggalan lain  yang belum ditemukan.

Jika tidak segera disosialisasikan kepada masyarakat, bisa jadi akan ditemukan cagar budaya lain, dipindahkan, dan diperjualbelikan masyarakat. “Ini harus segera ditindaklanjuti agar cagar budaya tetap terjaga dan lestari,” cetusnya. Sementara itu, staf Disbudpar  Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranoto, menyampaikan penemuan  cagar budaya Balai Kambang itu   harus segera disikapi dengan dilakukan penataan kawasan. Sehingga, bila Pemkab Banyuwangi serius menjadikan tempat itu sebagai   salah satu destinasi sejarah di Banyuwangi, sudah tinggal jalan.

“Ha rapan kami cagar budaya Balai  Kambang ini mulai ditata, apalagi di sekitar kawasan juga ada sejumlah makam bersejarah,” katanya. Menanggapi kedatangan tim ahli  cagar budaya Provinsi Jawa Timur dan staf Disbudpar Provinsi Jawa  Timur bersama Disbudpar Banyuwangi, Kepala Desa Gitik, Hamzah,mengaku sangat bangga dan bersyukur jika Balai Kambang akan  dijadikan salah satu destinasi wisata  sejarah di Banyuwangi.

“Jelas kami bersyukur,” katanya.  Menurut Hamzah, lokasi kawasan itu sangat strategis, yakni mudah dijangkau menggunakan seluruh  alat transportasi, dan berjarak 50 meter dari kantor Desa Gitik. “Kami menyambut baik jika dijadikan kawasan wisata sejarah di Banyuwangi, karena akan berdampak langsung terhadap masyarakat sekitar,” cetusnya. (radar)