BANYUWANGI – Kasus penipuan yang menimpa tiga turis asal Argentina dan Prancis yang diduga dilakukan kakak-adik bernama Muhammad Jekson dan Muhammad Alfa Kino akhir bulan lalu coba diluruskan Jekson. Dalam kasus tersebut, Jekson yang asal Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, itu mengaku hanya berperan sebagai translator alias penerjemah bahasa. Saat berkunjung ke kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi sore kemarin (10/12), Jekson menunjukkan surat pernyataan yang dibuat di depan aparat kepolisian.
Jekson mengatakan, dalam kasus dugaan penipuan yang menimpa tiga turis tersebut, dia dan Alfa hanya bertindak sebagai translator. Oknum pekerja agen wisata yang membawa tiga turis tersebut adalah pria berinisial Y. Dalam surat pernyataan tersebut dijelaskan, Jekson dan Alfa membawa tiga turis check in di Hotel Lingkar, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, pada 28 November 2013 lalu untuk tour ke Gunung Ijen, Bromo, dan Jogjakarta. Selanjutnya, Alfa mengatakan kepada tiga turis itu agar menyelesaikan administrasi.
Setelah itu, ketiga turis menyerahkan uang senilai Rp 2.250.000 kepada seseorang berinisial Y. Alfa meminta kui tansi Hotel Lingkar kepada kar yawan hotel. Setelah diberi ku itansi, Alfa menyerahkan kuitansi tersebut kepada Jek son agar diisi. Kuitansi pertama atas nama Maria Nazarena Sosa senilai Rp 1.500.000, dan kuitansi kedua atas nama Vincent Belmont senilai Rp 750.000. Itu untuk biaya hotel, tiket, makan pagi, dan perjalanan Ijen, Bromo, Jogja karta. Uang tersebut lantas diberikan kepada Y. Atas jasanya itu, Jekson dan Alfa diberi imbalan sebesar Rp 200 ribu oleh Y.
Se telah itu, Jekson dan Alfa pu lang. Ketiga turis itu pun menjadi tanggungan Y. Sayang, se sampai di Probolinggo, Y diduga menelantarkan tiga turis te rsebut. Akibatnya, tiga turis ter sebut komplain ke pihak Ho tel Lingkar karena dalam kui tansi tertulis Hotel Lingkar. Oleh pihak Hotel Lingkar, turis ter sebut sudah diberi ganti rugi Rp 2.250.000. Jekson dan Alfa pun sudah membayar uang senilai Rp 2.250.000 kepada pihak Hotel Lingkar. De ngan demikian, persoalan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Jadi, yang menelantarkan ketiga turis tersebut bukan saya dan Alfa,” jelas Jekson. Seperti pernah diberitakan, tiga wisatawan mancanegara melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolres Banyuwangi kemarin (28/11). Ketiganya mengaku menjadi korban penipuan dua oknum pekerja agen wisata di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Bukan itu saja, oknum pekerja agen wisata tersebut juga menelantarkan tiga turis asal Argentina dan Prancis itu di Probolinggo.
Peristiwa tersebut bermula ketika Maria Nazarena Sosa, 31, dan Mauro, 33 (keduanya asal Argentina), serta Vincent Belhont, 33 (asal Prancis), datang ke Banyuwangi Senin lalu (25/11). Ketiganya menginap di Hotel Lingkar, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Esok harinya, tak jauh dari hotel tempat mereka menginap, mereka bertemu dua orang yang menawari paket perjalanan wisata ke Gunung Ijen, Gunung Bromo (Probolinggo), dan Jogjakarta. Dua pria yang mengaku bernama Alfa dan Jackson itu menawarkan tarif Rp 750 ribu per orang.
Tanpa curiga, ketiga turis itu menerima tawaran paket wisata tersebut. Apalagi, Alfa dan Jackson memberikan kuitansi bertulisan Hotel Lingkar. “Karena memberikan bukti (kuitansi) hotel tempat kami menginap, kami mengira agen wisata itu satu paket dengan hotel,” ujar Maria. Singkat cerita, dua pria yang mengaku pekerja agen wisata itu membawa Maria, Mauro, dan Vincent, ke Gunung Ijen Selasa pagi (26/11). Usai menikmati panorama Gunung Ijen, mereka melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo.
Sesampai di Probolinggo, tiga turis itu diantar ke salah satu pusat informasi wisata. Nah, di situlah dua oknum tidak bertanggung jawab tersebut kabur dan menelantarkan tiga kliennya. Awalnya, Maria, Mauro, dan Vincent, tidak curiga. Mereka menduga pusat informasi wisata tersebut masih satu jaringan dengan agen wisata di Banyuwangi. Namun, saat ke tiganya bertanya kepada petugas, mereka baru sadar telah tertipu. “Ini yang perlu diluruskan, bukan saya dan Alfa yang membawa turis tersebut ke Ijen dan Probolinggo, tetapi Y,” pungkas Jekson kemarin. (radar)