BANYUWANGI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat memperkirakan Indonesia akan terkena fenomena El Nino mulai Juni 2015 hingga November 2015. BMKG memprediksi El Nino akan mengakibatkan kekeringan berkepanjangan karena musim kemarau lebih panjang.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gigik Nurbaskoro, menjelaskan El Nino merupakan suatu peristiwa atau kondisi naiknya suhu muka laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator, khususnya di bagian tengah dan timur. Naiknya suhu di Samudera Pasifik itu mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan di atasnya.
Pada saat normal hujan banyak turun di Australia dan Indonesia. Namun, akibat El Nino itu hujan banyak turun di Samudera Pasifik, sedangkan Australia dan Indonesia menjadi kering. Hal itu yang mengakibatkan musim kemarau diprediksi lebih lama terjadi.
”Peristiwa itu bisa saja terjadi setiap tahun, bisa dua tahun sekali, bisa juga tidak terjadi sama sekali selama setahun,” kata Gigik. Dia menambahkan, di wilayah Indonesia yang paling merasakan dampak El Nino adalah jawa, Kalimantan Timur, dan Sulawesi sampai Papua.
Hal itu memungkinkan Banyuwangi mengalami dampak El Nino mengingat Banyuwangi bagian dari Pulau Jawa. ”Banyuwangi tidak terlalu merasakan dampaknya karena memang sudah masuk musim kemarau. Hanya saja musim kemarau lebih panjang,” tambah Gigik.
Adanya peristiwa El Nino menyebabkan curah hujan berkurang dan musim kemarau akan lebih panjang. Dampak yang paling terasa adalah di sektor pertanian. Karena curah hujan sangat minim, diperkirakan kekeringan bisa melanda sektor pertanian di Banyuwangi.
”Kita harus tetap waspada, karena ini fenomena global,” jelasnya. Terkait cuaca hari ini, Gigik menuturkan masih sama dengan hari sebelumnya. Cuaca masih cerah berawan. Tinggi gelombang laut dan angin di Banyuwangi masih terpantau normal tidak ada kendala berarti. ”Cuaca besok (hari ini) normal; cerah berawan,” pungkasnya. (radar)
