BANYUWANGI, KOMPAS.com – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mencatatkan peningkatan kasus kematian warga akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (Aids).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, hingga bulan Oktober 2025, total ada 289 kasus orang dengan HIV (ODHIV) dan 95 kasus orang mengidap AIDS, dengan 95 kasus kematian akibat penyakit tersebut.
Angka tersebut lebih tinggi dari catatan kasus pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2024 tercatat 463 kasus HIV dan 43 kasus AIDS, dengan 56 kasus kematian
Baca juga: Belasan Pekerja Seks Komersial Diamankan dalam Razia di Madiun, Tiga Terindikasi Positif HIV
“Pada tahun 2023 yang tercatat 544 kasus HIV dan 184 kasus AIDS, dengan 14 kasus kematian,” ungkap Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat, Rabu (8/10/2025).
Lebih rendah dari tahun 2022, di mana terdata 534 kasus HIV, 222 kasus AIDS, dengan 54 kasus kematian.
Amir mengatakan, meski tahun 2023 tercatat menjadi tahun tertinggi temuan kasus HIV, namun kematian menurun karena pengidap langsung beri penanganan obat, dengan langkah progresif dalam penanganannya.
Sedangkan, di tahun 2024 kasus kasus HIV/Aids menurun, tapi kematian meningkat karena kurang patuhnya pasien meminum obat, yang juga terjadi pada tahun 2025.
Baca juga: Kasus HIV Baru Ditemukan di Ponorogo, Dinkes: Penyebabnya Termasuk Perilaku Seks Sejenis
Diuraikan Amir, kegiatan prostitusi menjadi penyebab tingginya pengidap HIV/Aids di Banyuwangi, di mana pelanggan pekerja seks dengan angka 31,2 persen, disusul wanita pekerja seks sebesar 15,1 persen.
“Artinya, kedua kelompok tersebut menjadi menyumbang mayoritas pengidap dari praktik seks berisiko. Jika digabungkan, artinya hampir separuh pengidap HIV/Aids muncul dari kegiatan tersebut,” tandas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang