Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Kembali Gelar Bursa Inovasi Desa 2018

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi kembali menggelar bursa inovasi desa 2018. Sebuah event yang menampilkan bermacam inovasi desa. Seperti inovasi sistem informasi pelayanan administrasi desa terpadu (sipadu), inovasi Banyu Bening, inovasi maccasi jam tangan kayu dan inovasi rumah singgah.

Even ini digelar di Hall Aston Hotel, Kamis (22/11). Diikuti 20 Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) dengan menampilkan 78 inovasi.  Masing-masing desa memerkan inovasi desanya, dalam tiga kategori. Kategori Insfrastruktur, seperi rumah singgah. Kategori kewirausahaan seperti pembuatan produk gula semut, dodol dan pengolahan produk buah naga. Kategori Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya pemanfaatan selokan  untuk budidaya ikan.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan bursa inovasi desa merupakan ajang penyebaran dan pertukaran ide-ide kreatif dan inovasi masyarakat desa.

“Kegiatan ini, digelar untuk mengajak setiap desa menciptakan inovasi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Anas, saat membuka acara ini.

Dikatakan Anas, inovasi itu penting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan membangun kemandirian desa.

“Maka kami dorong setiap desa agar lebih kreatif menciptakan inovasi sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di desanya.  Dengan harapan desa semakin inovatif mengembangkan potensi desanya,” ujarnya.

Di sini, imbuh Anas, para kepala desa bisa bertukar pikiran dan melihat inovasi desa-desa yang lain. Bahkan, bisa langsung mereplikasi inovasi yang mereka anggap bagus dan cocok dikembangkan di desanya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Zen Kostolani, menambahkan, bursa inovasi desa ini digelar hanya satu hari dengan menampilkan 78 inovasi dari 20 TPID, dari 20 kecamatan se Banyuwangi.

Masing-masing TPID, lanjut Zen, menampilkan inovasi yang ada di wilayahnya. Misalnya, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran membuat inovasi pembuatan produk gula semut.  Lalu ada Kecamatan Singojuruh, ada inovasi maccasi jam tangan kayu dan Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, menampilkan inovasi kerajinan manon/ate untuk dibuat menjadi tas.

Selain itu, ada Kecamatan Sempu yang membuat inovasi rumah singgah dan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran  membuat inovasi Banyu Bening.

“Dalam kegiatan ini, masyarakat diedukasi menjaga kebersihan selokan untuk dijadikan kolam ikan yang bisa bernilai ekonomis. Masyarakat pun menerima dan hasilnya lumayan. Selain bisa dipanen sendiri, inovasi ini juga rajin dikunjungi anak-anak sekolah untuk belajar budidaya ikan di selokan,” kata Zen.

Kegiatan ini cukup mengundang antusias masyarakat dan pejabat desa untuk melihat inovasi desa. Tampak hadir seluruh kepala desa serta ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Banyuwangi, juga anggota satgas dana desa dari Kementerian Desa (Kemndes) dan Konsultan pendamping tingkat wilayah (KPW) provinsi Jawa Timur, Andri Dewanto.

Selama bursa berlangsung, masing-masing TPID tampak mamerkan inovasinya masing-masing. Mereka pun juga terlihat saling tukar menukar ide atau gagasan. Rupanya, bursa inovasi desa ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para pejabat di level desa tersebut.

Salah satunya, Dadang Kurniawan, anggota TPID Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran. Di bursa ini Dadang, sempat berkeliling untuk melihat inovasi lainnya. Dia pun terinspirasi untuk meningkatkan nilai jual produk gula semuatnya dengan  packaging yang cantik.

“Setelah melihat beberapa kemasan dari inovasi desa lain, yang bagus-bagus saya terinspirasi membuat packaging gula semut yang eye chatcing, agar nilai jualnya bertambah,” katanya.