Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bidik Pembeli Anak-anak, Lukisan Dibanderol Rp 2.000

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TANGAN Jauhari tampak terus mengusap sterofoam dengan kuasnya di pinggiran Jalan Ikan Mas, tak jauh dari Pasar Karangrejo. Sesekali tampak anak kecil duduk jongkok memilih beberapa lukisan yang digambar Jauhari. Setelah menerima beberapa lembar uang ribuan dari pelanggan, pria berusia 41 tahun itu kembali  melanjutkan aktivitas.

Bahkan, saat Jawa Pos Radar Banyuwangi mengajaknya berbincang, bapak dua anak itu masih terus melakukan aktivitas. Meski mau diajak berbicara, tapi dia seolah tak ingin lepas dari gambar tokoh Marvel Spiderman yang sedang  digambar.

“Ini tadi pesanan. Mau diambil sama anaknya, jadi saya kerjakan dulu biar cepat selesai,” ujar Jauhari sambil  terus mengusapkan kuas. Sambil terus melukis, dia bercerita sudah empat belas tahun menekuni profesi sebagai pelukis dengan media sterofoam.

Sebelumnya, pria asli Surabaya itu mengaku pernah menjadi pelukis yang biasa melayani wisatawan di daerah Ubud, Bali. Tahun 2003 dia kembali ke Banyuwangi mengikuti istrinya dan memutuskan kembali melukis tapi dengan media berbeda.

Pernah Jauhari mencoba melukis dengan  media kaca. Saat itu di Banyuwangi  masih belum ada orang yang  melukis dengan media kaca. Rupanya bisnis lukisan kaca kurang menguntungkan. Sebab, meski harganya murah, tapi para pembeli masih bingung dengan  penggunaan lukisan kaca.

“Di  Ubud dulu saya menggunakan kanvas. Biasanya yang pesan turis  asing. Ada yang gambar pemandangan, ada yang gambar orang,”  ujar Jauhari. Melukis di atas sterofoam jauh lebih mudah daripada di atas kanvas. Selain cepat kering,  lukisan di sterofoam lebih awet  dan tidak mudah luntur.

Meski hasil yang dia dapat tidak  sebesar saat menjadi pelukis di Ubud, tapi rezekinya dari melukis di atas sterofam boleh dibilang rutin. Dia menjual lukisannya dengan harga sangat terjangkau.  Lukisan ukuran 5R foto, Jauhari hanya mematok harga Rp 2.000.   Lukisan paling besar hanya dijual  seharga Rp 20.000.

“Saya melukis pakai cat air karena lebih mudah dan murah daripada cat minyak. Yang beli kebanyakan anak-anak. Tapi kadang orang dewasa juga ada yang beli. Biasanya mereka ke sini terus minta diambil dua jam kemudian, ” ujar pria yang mengaku belajar seni  lukis secara otodidak itu.

Khusus pembeli anak-anak, Jauhari lebih banyak menyiapkan gambar-gambar tokoh Marvel. Sambil  menunjukkan beberapa karyanya yang sudah jadi, Jauhari memperlihatkan tokoh-tokoh marvel, seperti Thor, Hulk, dan Spiderman. Tapi  ada juga anak-anak yang meminta gambar kartun lain, seperti  Doraemon dan gambar binatang.

Mengenai ide gambar, Jauhari  melihat langsung di internet. Tak  jarang dia melihat tutorial dari Youtube untuk menggambar  wajah tokoh-tokoh Marvel.  “Kadang improvisasi sendiri.  Yang penting ingat bentuknya. Tapi kalau pembelinya remaja biasanya minta dibuatkan gambar  klub-klub bola, seperti Persebaya dan Arema,” imbuhnya.

Selain di sekitar Pasar Karangrejo, Jauhari sering berkeliling  untuk menjajakan lukisannya.  Terkadang di sekolah-sekolah,  kadang juga di perkampungan yang banyak anak-anak. Jika anak-anak terlihat tidak tertarik dengan lukisannya, Jauhari terkadang bertanya kepada anak-anak yang sedang bermain.

Dia menanyakan tokoh kartun apa yang sedang disenangi anak- anak. Setelah itu dirinya akan  membuat gambar tokoh tersebut  untuk mengundang perhatian mereka. “Kalau jualan seperti  ini harus mengikuti selera orang. Kalau tidak ya tidak ada yang beli. Seperti kalau musim liburan,  harus bisa mencari lokasi yang banyak anak-anak,” pungkas pria  yang tinggal di Kelurahan Tukang Kayu itu. (radar)