Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bisnis Kaus Atribut Kampanye saat Musim Pemilu Banjir Order, Omzet Naik 10 Kali Lipat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bisnisPesta demokrasi seolah menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha sablon, khususunya kaus untuk atribut kampanye. Di berbagai daerah, mereka kebanjiran order dari parpol. Tak terkecuali di Banyuwangi. Mereka kini lagi ”kecipratan” berkah hingar-bingar kampanye.

PEMILU tahun ini merupakan kesempatan bagi para pengusaha sablon untuk mendapat keuntungan yang lebih dari harihari biasa. Bisa dibilang, tahun ini merupakan musim panen bagi pengusaha sablon. Salah satunya dirasakan Slamet Hariyono, pemilik usaha sablon NN yang beralamat di Jalan Adi Sucipto nomor 103, Banyuwangi. Slamet mengaku saat ini memang lagi ramai pesanan kaus dari partai politik peserta pemilu. Bahkan, dari saking ramainya order, Slamet terpaksa harus lembur setiap hari untuk memenuhi target pesanan.

Pada hari biasa dia hanya melayani 100 potong kaus per bulannya. Namun, pada masa-masa pemilu, ordernya meningkat hingga 100 kali lipat. Ketika Jawa Pos Radar Banyuwangi mendatangi tempat kerjanya, Slamet terlihat sibuk mendesain tulisan dan gambar dari partai tertentu. Untuk mengerjakan pesanan itu, dia dibantu oleh tiga karyawan, Aping, Agus, dan Yoga. Para pekerja itu merupakan saudara dekat Slamet. Mereka nyablon kaus dengan cara manual alias masih menggunakan alat sablon sederhana Setelah selesai disablon, kaus tersebut kemudian dijemur di trotoar dekat double way.

Hingga kini, sudah banyak partai politik yang memesan kaus sablon ke tempatnya. Bahkan, bapak satu anak ini mengaku pernah mendapat order sablon kaus partai mencapai 10 ribu potong. Berhubung terkendala tenaga dan modal, akhirnya order tersebut dia tolak. “Saya tolak order itu,” ucap lelaki yang membuka usaha sabolan kaus sejak 2 tahun lalu itu. Penolakan order tersebut bukan tanpa alasan. Slamet mengaku terkendala modal untuk meningkatkan usahanya tersebut.

Selain itu, faktor cuaca membuat Slamet tidak berani mengambil order sebanyak itu.”Cuaca Banyuwangi bulan ini tidak menentu, kadang hujan kadang panas. Padahal kaus sablon juga membutuhkan sinar matahari untuk pengeringan,” ungkapnya. Slamet tidak memasang mahal tarif pesanan kaus. Sehelai kaus dibandrol Rp 10 ribu. Ramainya pesanan kaus sudah terasa awal September tahun 2013 lalu. ”Ramainya sudah lima bulan yang lalu, Mas,” ucap pria berusia 35 tahun itu.

Bagi para pemesan kaus pihaknya meminta uang muka terlebih dahulu sebesar 70 persen. Kalau tidak seperti itu, tentunya akan membahayakan posisinya sebagai usaha sablon.”Ada juga partai yang langsung bayar penuh, Mas,” imbuh Slamet. Banjir order kaus juga dirasakan oleh Imam Maskun, pemilik usaha percetakan sablon Genart yang beralamat di Jalan Kepting, Kelurahan Tukang Kayu, Kecamatan Banyuwangi tersebut. Bukan hanya pesanan kaus partai yang meningkat, barang cetakan terkait coblosan pemilu juga kebanjiran order.

Mulai kartu pintar surat suara, baliho, dan stiker. ”Kartu pintar surat suara ordernya sangat banyak. Sebab, kartu pintar digunakan oleh partai sebagai alat sosialisasi. Stiker partai juga banyak yang pesen mas,” ucap alumnus Seni Rupa IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) itu. Imam menambahkan, order banner juga ikut meningkat. Terkait masalah pembayaran, dia minta pemesan untuk bayar penuh di muka. Imam mengaku masih trauma dengan kejadian pemilu sebelumnya. ”Para caleg ada yang tidak bayar. Untuk itu kami meminta uang penuh saat pemesanan banner, stiker, maupun surat pintar,” imbuh pria berusia 41 tahun itu. (radar)