Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Blarr.. Dapat 30 Kg Ikan

DIGIRING: Begitu turun dari kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla), lima nelayan asal Desa Bengkak turun dan berjalan di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi siang kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DIGIRING: Begitu turun dari kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla), lima nelayan asal Desa Bengkak turun dan berjalan di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi siang kemarin.

WONGSOREJO – Perahu nelayan yang diduga digunakan mencari ikan dengan menggunakan bahan peledak atau bom ikan berhasil ditangkap anggota Pangkalan TNI AL Banyuwangi (Lanal) Banyuwangi kemarin (8/11).

Dalam penyergapan armada Patroli  Keamanan Laut (Patkamla) tersebut,lima orang nelayan ditangkap. Kelima nelayan yang kini diamankan di ruang tahanan (rutan) Mako Lanal Banyuwangi itu adalah Santoso, 39, Tohari, 25, Rosi, 24, Rudi, 32, dan Suhanto, 19. Semua warga Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo. “Pimpinannya itu Santoso.

Tersangka pernah ditangkap dalam kasus serupa,” ujar Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut (P) M. Nazif. Menurut Danlanal Nazif, pada saat penyergapan, sebenarnya terdapat tujuh nelayan di dalam perahu tersebut. Sayang, dua nelayan lain, yakni AS dan TH, kabur. Keduanya lolos setelah meloncat ke laut.

Lima nelayan kita amankan,” kata Danlanal Nazif yang memimpin langsung operasi penyergapan tersebut. Terungkapnya kawanan nelayan yang mencari ikan menggunakan bahan peledak itu berawal dari informasi yang diberikan Dalam laporannya, warga menyebut ada perahu yang dinaiki beberapa nelayan yang mencari ikan menggunakan bahan peledak. “Dari laporan itu, kita langsung turun ke lokasi,” terang Nazif.

Laporan warga itu ternyata benar. Saat berada di perairan se kitar Pantai Anggelan, wilayah Desa Sumber Kencono, Ke camatan Wongsorejo, ada perahu yang sedang mencari ikan. Saat diperiksa, ternyata ada puluhan kilo ikan yang diduga hasil tangkapan menggunakan bahan peledak. “Ikan hasil tangkapan menggunakan jaring dan bom jelas berbeda,” sebut Nazif. Hasil pemeriksaan di perahu milik para nelayan, jelas dia, tidak ditemukan bom.

Tetapi, pada ikan seberat sekitar 30 ki logram di perahu itu ada tanda-tanda terkena bahan peledak. “Ikan dan perahunya kita amankan di Lanal sebagai barang bukti (BB),” ujarnya. keperluan pemeriksaan, lima nelayan yang berhasil ditangkap itu dinaikkan ke kapal cepat milik Lanal Banyuwangi yang dikemudikan langsung Danlanal Nazif. “Akan kita proses. Dua nelayan yang kabur itu akan kita buru,” tegasnya. Salah satu tersangka, Tohari, mengakui bahwa mereka mencari ikan menggunakan bahan peledak sejenis bom.

Ikan di pe rahunya merupakan hasil tang kapan menggunakan bom. “Bomnya hanya satu, yang membawa Pak Santoso,” sebutnya. Tohari menyebut, rombongannya mulai mencari ikan se kitar pukul 07.00. Tetapi, baru dua jam mencari ikan, sudah ditangkap anggota Lanal Banyuwangi. “Saya baru kali ini mencari ikan menggunakan bom. Itu pun karena diajak Pak Santoso,” katanya. (radar)