Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Cuaca Buruk, Penyeberangan Ketapang–Gilimanuk Tutup 15 Menit

Mobil box yang ada di galadak KMP Jambo IX tidak mengikat kendaraan (lasing) di pelabuhan LCM Katapang, siang kemarin (13/6).

Masih Ada Muatan yang Tidak Diikat

KALIPURO – Hujan deras yang mengguyur Banyuwangi dan sekitar Senin malam kemarin (12/6) berdampak terhadap aktivitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Gara-gara cuaca buruk, aktivitas penyeberangan sempat ditutup.

Jadwal keberangkatan Kapal Motor Penumpang (KMP) yang ada di pelabuhan ASDP Ketapang pun terganggu. Pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas III Ketapang sempat menutup 15 menit.

Hujan lebat mengganggu proses keberangkatan serta penyandaran kapal di pelabuhan. Jarak pandang yang sangat buruk menjadi penyebab utamanya. Semakin lebat intensitas hujan yang turun, jarak pandang akan semakin berkurang.

Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk menutup kegiatan penyeberangan pada pukul 18.20 sampai 18.35 Senin kemarin (12/6). Kepala UUP kelas III Ketapang Ispriyanto mengatakan, penutupan sementara pelabuhan dikarenakan angin kencang serta jarak pandang yang sangat buruk.

“Kami sementara menutup pelabuhan untuk keselamatan penumpang,” tegasnya. Gelombang ombak di selat Bali mencapai ketingian 1,5 meter dan kecepatan angin 30 knot dirasa aman untuk aktivitas pelayaran Selasa pagi kemarin (13/6).

Pihak UPP juga mengantisipasi dengan meningkatkan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (Kespel). “Ombak tidak seberapa tinggi cuaca sudah bersahabat,” ujar Ispriyanto. Samentara itu, Penyeberangan (OPP) Ketapang dan UPP kelas III Ketapang berusaha keras menerapkan standar KMP di pelabuhan Craft Machine (LCM). Pasalnya masih banyak operator kapal yang tidak tertib menerapkan sabuk ikat kendaraan tersebut.

KMP Jumbo IX yang akan berlabuh kemarin (13/6) sempat diihentikan dan mendapat peringatan oleh petugas. Pasalnya, pihak operator KMP tidak mengikat kendaraan yang ada di geladak kapal.

Demi keselamatan, petugas OPP langsung membantu mengikat lassing pada rangka bawah truk dan mobil box agar kendaraan tidak goyang pada saat ada di tengah laut selat Bali. “Sudah kami tindak agar antisipasi musibah tergulingnya kendaraan tidak terjadi lagi,” tandas Ispriyanto. (radar)