Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Angin Kencang, Penyeberangan Ketapang Buka Tutup

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Antrean Truk yang tertahan di Pelabuhan

Kapal Takut Berlayar

KALIPURO – Angin kencang yang melanda perairan Selat Bali dalam dua hari ini menganggu aktivitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Akibat angin kencang dan ombak besar tersebut, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas III Ketapang memberlakukan buka-tutup penyeberangan.

Tadi malam penyeberangan dari pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk (atau sebaliknya) ditutup. Penutupan dimulai pukul 17.45. Hingga berita ini dltulis pukul 20.14, masih berlaku  larangan berlayar di selat Bali.

“Anginnya kencang, ketinggian ombak di selat Bali mencapai 2 sampai 3 meter. Kemacetan kendaraan akibat penutupan pelabuhan sampai depan kantor Pelindo,” ujar petugas UPP kelas lll Ketapang, Widodo dihubungi tadi malam.

Siang harinya, juga sudah diberlakukan buka-tutup penyeberangan. Pelabuhan ditutup selama satu jam setengah. Ditutup pukul 14.45 dan dibuka kembali pukul 15.15. “Setelah itu lancar. Kendaraan menuju pelabuhan sempat macet sampai depan Lamal Banyuwangi. Sekarang sudah lancar kembali,” kata Widodo.

Kondisi serupa juga terjadi pada Rabu malam (2/8). Gara-gara cuaca buruk, semua kapal dilarang berlayar. Aktivitas penyeberangan ditutup pukul 18.55 dan dibuka kembali pukul 20.55.

Gara-hara buka-tutup tersebut, puluhan truk muatan berat terpaksa menghentikan perjalanannya di area parkir pelabuhan Landing Cran Machine (LCM) dan PT. ASDP Ketapang. Pasalnya angin kencang dengan kecepatan 25-30 Knot per jam melanda kawasan selat Bali dan sekitarnya.

Sebanyak 32 kapal motor penumpang terpaksa harus parkir di dermaga pelabuhan MB dan LCM. Sopir truk yang ada di kantong parkir hanya bisa menunggu sampai pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas lll Ketapang memerintahkan kembali aktivitas pelayaran.

Cuaca buruk tersebut memaksa pihak UPP untuk menutup penyeberangan PT. ASDP Ketapang- Gilimanuk. Penutupan ini berimbas pada sejumlah penyeberangan di kedua pelabuhan tertunda.

Kemacetan sepanjang dua kilometer terjadi di jalan Gatot Subroto, Ketapang tepatnya di pintu masuk LCM hingga Lanal (Pangkalan TNI-Al.) Banyuwangi. Kepala UPP Kelas III lspriyanto mengatakan, penutupan pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ini dilakukan karena angin yang berembus di Selat Bali sangat kencang.

“Kami menunggu hingga angin dan alur kembali reda,” uiarnya. Cuaca buruk tersebut sangat membahayakan bagi pelayaran sehingga pelabuhan ditutup sementara mulai pukul 18.55 hingga dibuka kembali pukul 20.55.

Akibat penutupan tersebut, penyeberangan dipadati kendaraan hingga keluar dari area pelabuhan. “Untuk menjaga keselamatan pelayaran maka aktivitas pelabuhan kami tutup selama dua jam,” ungkap Ispriyanto.

Hingga aktivitas pelayaran dibuka kembali puluhan kendaraan masih antre panjang untuk masuk ke geladak kapal. Antrean mulai lancar hingga pukul 01.00. Selain angin faktor alun dan tinggi gelombang juga mempengaruhi. Tinggi ombak pada malam itu mencapai dua meter dan alun sangat deras.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca di sebagian besar wilayah Banyuwangi dalam dua hari ke depan terjadi hujan ringan. Ketinggian gelombang laut selatan diprediksi tinggi.

Hujan terjadi karena kondisi suhu permukaan laut sekitar Jawa masih hangat, sehingga membentuk awan yang menurunkan hujan. Awal Agustus, secara normal wilayah Banyuwangi telah memasuki musim kemarau.

Tetapi, kenyataannya masih terjadi hujan ringan yang dominan mulai pada malam hari hingga pagi hari. “Pola angin permukaan yang berembus dari tenggara ke selatan sangat kencang,” ujar Anjar Triyono Hadi, prakirawan BMKG, kemarin (3/8).

Cuaca yang tidak menentu, lanjut Anjar, membuat BMKG harus melakukan pemantauan setiap saat untuk melihat perkembangan cuaca yang akan terjadi di Banyuwangi. Seperti hasil pantauan perkembangan cuaca, angin kencang yang dari arah tenggara dengan kecepatan 15 knot hingga 18 knot atau setara dengan 30 Km/jam hingga 34 Km/jam.

“Esok harinya akan terjadi hujan ringan. Hujan ringan ini sudah mulai sejak awal bulan Agustus, Selasa(1/8),” cetusnya. Yang patut diwaspadai adalah terjadinya peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang perairan secara tiba-tiba. Kondisi ini dipicu tingginya gradien tekanan udara khususnya di perairan selatan Jawa Timur.

“Cuaca seperti ini diperkirakan akan berlangsung terus hingga dua hari kedepan,” katanya. Sedangkan untuk tinggi gelombang wilayah penyeberangan Ketapang dan Gilimanuk 0,5 meter hingga 1.5 meter.

“Perlu diwaspadai untuk tinggi gelombang bagian perairan selatan Banyuwangi, tinggi gelombang mencapai diatas 3 meter,” bebernya. Suhu minimum 23 derajat Celcius, sedangkan suhu maksimalnya 29 derajat Celcius. Kelembaban udara antara 68 persen hingga 95 persen. Pasang air laut maksimum 70 centimeter dan surut air laut minimum -30 centimeter.

Anjar menghimbau kepada masyarakat Banyuwangi diharapkan untuk mewaspadai. Bagi masyarakat daerah perairan selatan untuk nelayan agar selalu berwaspada karena ketinggian gelombang sangat tinggi. Sedangkan untuk masyarakat Banyuwangi sekitar untuk selalu mewaspadai karena tinggi gelombang sewaktu-waktu bisa berubah.

“Cuaca seperti ini bisa suatu saat terjadi petir jika ada awan komonimbus,” tegasnya. (radar)