Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

DBD Serang Glenmore

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GLENMORE – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ternyata masih banyak menyerang warga di Kabupaten Banyuwangi. Dalam 10 hari terakhir, sedikitnya ada 16 warga di Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, dinyatakan positif terserang penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

Dari belasan warga yang terjangkit DBD itu, satu di antaranya meninggal dunia. Pasien DBD yang meninggal itu adalah Setiyowati, 45, warga Dusun Sidoluhur, Desa Sepanjang. “Meninggal beberapa hari lalu,” cetus kepala Desa (Kades) Sepanjang, Rojikin.

Menurut Rojikin, warganya itu mulai diketahui terserang DBD sejak Minggu (10/5). Hingga saat ini jumlah warga yang terserang sekitar 16 orang. “Pasien yang kena DBD dirawat di Rumah Sakit Krikilan (RS Bakti Husada),” ungkapnya.

Mencegah DBD meluas, Rojikin mengaku sudah melakukan fogging di beberapa titik. Tetapi, apa yang dilakukan masih belum maksimal. “Sampai saat ini masih ada yang dirawat di rumah sakit, juga ada yang menjalani rawat jalan,” cetusnya.

Direktur RS Bakti Husada, Krikilan, dr. Zunita Ahmadah Kusuma Dewi, saat dikonfirmasi mengakui akhir-akhir ini ada pasien DBD yang dirawat. Para pasien itu berasal dari Desa Sepanjang. “Jika dilihat dari lokasi rumah pasien yang jaraknya jauh, diperkirakan keadaan nyamuk sudah cukup mengkhawatirkan,” katanya.

Ditanya tentang pasien DBD asal Desa Sepanjang yang meninggal, Zunita enggan berkomentar. Yang pasti, salah satu pasien memang ada yang meninggal. “Saya kok tidak enak kalau berkomentar,” dalihnya. Saat ini, jelas dia, pasien DBD asal Desa Sepanjang yang dirawat di RS Bakti Husada tinggal dua orang, yakni Halimah, 60, dan Syafii, 52.

Kedua pasien itu kini kondisinya sudah mulai membaik. “Tapi trombositnya belum stabil,” cetus dr. Beni El Mahardika, 32, yang menangani kedua pasien itu. Camat Glenmore, Susanto Wibowo, mengaku sudah melaporkan kejadian DBD di Desa Sepanjang itu kepada pihak terkait.

Hanya saja, dirinya tidak berani berkomentar terkait pasien DBD yang meninggal. “Yang saya dengar, yang meninggal itu juga menderita komplikasi,” sebutnya. Menanggulangi mewabahnya DBD, pihaknya telah melakukan langkah-langkah pembersihan lingkungan dan melakukan berbagai cara, seperti fogging.

“Fogging akan dilakukan lagi dan diperluas,” katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, melalui salah satu staf pencegahan dan pemberantasan, Sudarto, mengaku sudah mendapat laporan adanya pasien DBD yang meninggal di Desa Sepanjang.

Tetapi, itu belum bisa dipastikan karena hasil uji laboratorium belum keluar. “Pasien meninggal tidak lama saat dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya. Menurut Sudarto, berdasar laporan yang diterima, pasien yang meninggal itu datang ke rumah sakit sudah terlambat. Prosedur penanganan pasien sudah dilakukan petugas medis dengan benar. (RADAR)