Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ekspor Perikanan Capai 22 Ribu Ton

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Senilai USD 159 Juta

BANYUWANGI – Nilai ekspor komoditas perikanan tahun 2014 meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 nilai ekspor komoditas perikanan Banyuwangi hanya USD 130 juta, pada tahun 2014 meningkat menjadi USD 159 juta dengan volume ekspor mencapai 22,6 ribu ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pudjo Hartanto mengatakan, komoditas udang masih menguasai komoditas perikanan ekspor di Banyuwangi. Produksi udang belakangan ini mengalami peningkatan cukup signifikan.

“Tahun 2011 produksi udang mencapai 6.000 ton. Tahun berikutnya naik jadi 7.000 ton dan tahun 2014 naik drastis jadi 11 ribu ton,” ungkap Pudjo. Komoditas ikan produksi tambak itu banyak diekspor ke Amerika dan Jepang dengan bentuk udang belai.

Satu kilogram udang beku dijual seharga USD 7 hingga USD 8. Pudjo mengatakan, meningkatnya produksi udang tersebut didukung program revitalisasi tambak yang telah dicanangkan pemerintah sejak tahun 2011. Program revitalisasi tambak tersebut mencakup perbaikan fasilitas sarana dan prasarana, baik perbaikan pematang, pintu, kincir air, maupun saluran air.

“Jika sarana dan prasarana layak dan terpenuhi, maka sirkulasi dan kualitas air lebih terjamin.” ujar Pudjo. Selain itu, lanjut Pudjo, meningkatnya produktivitas udang itu didukung faktor lain, seperti kondisi wilayah, pemodalan dari perbankan untuk budi daya serta antusias petambak udang meningkat.

Saat ini ada sekitar 1.700 hektare lahan tambak udang, lahan yang telah diberdayakan sekitar 1.300 hektare. “lahan tersebut tersebar di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, hingga Tegaldlimo, papar Pudjo.

Mayoritas petambak melakukan pengelolaan tambak secara lntensif. Wilayah Wongsorejo hingga Rogojampi sudah mengelola tambak dengan cara intensif. Namun, diwilayah selatan masih ada tambak yang dikelola secara tradisional,” jelasnya.

Hingga saat ini, revitalisasi tambak masih terus dilakukan. Tujuannya, meningkatkan produktivitas udang kualitas ekspor terutama dari komoditas udang. “Banyuwangi menjadi barometer penghasil ikan secara umum dan udang secara khusus,” ucap Pudjo.

Sementara itu, di bidang perikanan hasil tangkap laut ikan lemuru masih menjadi komoditas primadona bagi Banyuwangi. Sebagian besar pabrik di Banyuwangi membutuhkan ikan lemuru sebagai bahan baku produksi. “Ikan lemuru banyak diproduksi menjadi minyak ikan, tepung Ikan, dan ikan kalengan,” pungkasnya. (radar)