Berkunjung ke Alas Purwo memang kurang lengkap jika hanya ‘menikmati’ sisi mistiknya saja. Tetapi juga harus menyempatkan diri pergi ke tempat-tempat seperti Bedul.
ALI SODIQIN, Alas Purwo
Bedul yang tak lain segoro anakan ini sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari. Kawasan ini didukung hutan mangrove yang masih utuh sebagai breeding area dan nesting area beberapa jenis burung air (bangau tong tong, pecuk ular, trinil, raja udang, pelikan trinil, dll).
Besides that, Bedul juga menjadi salah satu tempat yang digunakan masyarakat sekitar untuk mencari kerang, shrimp, crab, dan ikan. Penangkapan yang dilakukan dengan alat-alat tradisional, terkadang justru menjadi daya tarik sebagai salah satu atraksi wisata Bedul.
Puas di Bedul, sebaiknya kembali lagi ke Rowobendo, lalu putar kanan ke arah Sadengan. Jaraknya kira-kira 2,5 km atau 15 menit kendaraan bermotor. Di tempat penggembalaan buatan seluas 80 ha ini, terdapat menara pengintai atau watching tower.
From there, bisa dilihat aneka satwa liar seperti banteng, deer, Russian, kancil, dan babi hutan, bahkan sesekali terlihat burung merak. Dari atas ketinggian watching tower yang terbuat dari kayu itu, wisatawan bisa menikmati atraksi beragam hewan yang sedang merumput.
Menurut Plt KTU TN Alas Puro, Dwi Ariyanto SH, pengamatan aneka satwa paling baik adalah antara pukul 06.00 until 09.00 in the morning, or beat 10.00 until 18.00 di sore hari. ”Kalau siang hari biasanya akan masuk ke hutan. Mencari tempat yang lebih teduh,” he said. (continued)
