The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Laros Jogja Successfully Holds Masterpiece of Bumi Blambangan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Tampilkan Kesenian Khas Oseng hingga Macan-macanan

SEBAGAI bentuk cinta akan kesenian daerah, a number of youths, student, dan seniman asli Banyuwangi di Jogjakarta menggelar seni pertunjukan asli Banyuwangi di Kota Gudeg. Bertempat di TBY, dari kesenian gandrung, kuntulan, seni lukis, drama kolosal, sastra, barong dan lain sebagainya ditampilkna lima hari berturut-turut sejak tanggal 5–9 April 2017 yesterday.

There are approx 400 orang yang terlibat dalam acara Mahakarya Bumi Blambangan di Jogjakarta ini. Mereka berasal dari unsur pemuda, mahasiswa dan para seniman Banyuwangi yang pernah merantau di Jogjakarta. Pergelaran ini memiliki latar belakang agar kesenian Banyuwangi bisa dirasakan juga oleh lare-lare oseng yang ada di Jogjakarta.

Naturally, dengan pergelaranini, diharapkan kesenian Banyuwangi bisa tetap eksis dan lebih dikenal oleh masyarakat luas dimana pun berada. Dengan didukung Sanggar Sritanjung dan juga Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, acara yang digelar para pemuda ini bisa dibilang sukses dan mungkin bisa ditiru oleh lare-lare oseng di kota-kota lainnya.

Ketua Panitia MBB, Awan Khotimullatif mengatakan, pergelaran yang dilaksanakan ini merupakan bukti nyata bahwa pemuda Banyuwangi yang ada di Jogjakarta tidak berdiam diri. Pergelaran seni dan budaya yang dikemas sedemikian rupa ini benar-benar mampu mengobati rasa rindu masyarakat Banyuwangi di Jogjakarta yang ingin merasakan suasana Banyuwangi.

”Ini bukti nyata bahwa kami di Yogyakarta juga ikut melestarikan budaya Banyuwangi,” kata Awan. Meanwhile, di hari terakhir kemarin ada beberapa sesi pertunjukan yang disajikan. Selain drama kolosal, pada sore harinya pertunjukan Barong Using lengkap dengan sesi macan-macanan dan pithik- pithikan.

Khusus untuk sesi barong panitia mengundang komunitas pencinta barong dan jaranan yang ada di Banyuwangi, yakni Barong Family Banyuwangi (BFB). Mendapat tantangan dari panitia untuk menyajikan tarian barong, ternyata juga bisa tampil dengan baik layaknya grup kesenian barong Banyuwangi yang sudah profesional.

”Kita persiapan selama kurang lebih lima bulan untuk acara di Jogjakarta. Alhamdulillah kami mampu,” ujar Ketua BFB, Linggar Barlianta. Tidak hanya persiapan tariandan tabuh saja. Pendukung lain juga harus dipersiapkan dari Banyuwangi. Seperti peras (sesajen) khusus seperti buah kelapa, tobacco, kemenyan, banana, janur, garam, sugar, ayam hidup warna hitam, kopi dan lain sebagainya.

Even, anggota BFB juga menyediakan daun santen yang digunakan untuk makanan macan-macanan saat kesurupan juga dibawa langsung dari Banyuwangi. Nah, untuk alat musik (panjak) dan properti barong, Linggar menjelaskan bahwa semua peralatan ada yang milik pribadi ada juga yang meminjam dari grup kesenian barong yang ada di Banyuwangi.

Untuk pemain barong juga pemain profesional barong dari grup Barong Muncul Budoyo-Beran Lor dan Sayu Wiwit – People Ulo, yang kebetulan juga anggota dari komunitas BFB. ”Terima kasih kami ucapkan untuk Barong Joyo Kusumo Boyolangu yang sudah sedia meminjamkan barong dan kostumnya untuk kami tampil di Jogjakarta. Kita juga berterima kasih kepada panitia dan seluruh anggota BFB serta Disbudpar yang telah mendukung kami sampai ke Jogjakarta ini” timpal Andrew, anggota BFB lainnya.

Pada sesi pertunjukan barong Banyuwangi yang dimulai sekitar pukul 15.00 yesterday, awalnya barong prejeng dulu yang tampil. Sajian ini benar-benar mampu mengobati rindu laros Jogjakarta di Banyuwangi. Duet tarian gandrung dan barong juga disajikan kepada pengunjung di Taman Budaya Jogjakarta sore kemarin.

Nah, di acara yang terakhir dan yang paling ditunggu-tungu yakni sesi macan-macanan lengkap dengan pihtik-pithikan akhirnya tampil juga. Suara siulan menggoda macan-macanan langsung terdengar saat alunan lagu keblak-keblak kukuruyuk dikumandangkan.

Bau kemenyan langsung semerbak menambah kesan sakral sesi macan-macanan dan pithik-pithikan ini. As known, sesi macan- macanan ini merupakan sesi terakhir dalam pertunjukan barong Using di Banyuwangi. Pada acara terakhir ini, pemain macan-macanan juga langsung kesurupan layaknya seorang harimau yang sedang mengamuk.

Tidak segan-segan, jika suara siulan menggoda dari penonton berbunyi, macan-macanan lang sung berlari mengejar penonton tersebut. ”Baru kali ini ada live barong plus macan-macanan Banyuwangi di Jogjakarta. Serasa ada di Banyuwangi,” seru Anjar, salah satu mahasiswa Jogjakarta asli Banyuwangi yang menyak ikan penampilan BFB. (radar)