Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Festival Banyuwangi Trotoar Menjelma Menjadi Catwalk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

festivallllllllllllllllllBANYUWANGI – Suguhan unik sekaligus spektakuler tersaji di kawasan Taman Blambangan, Banyuwangi, sore kemarin (19/9). Sekitar 250 model berbusana batik khas Bumi Blambangan tampak berlenggak-lenggok di atas trotoar sisi selatan alun-alunKota Penyu tersebut. Ya, sesuai namanya, “Fashion on The Pedestrian” ajang fashion show kali ini tidak digeber di atas catwalk seperti umumnya.

Pemkab Banyuwangi “menyulap” trotoar menjadi arena pertunjukan yang merupakan rangkaian Banyuwangi Festival (BBF) 2014 tersebut.Yang membuat fashion show tersebut semakin spesial, peserta tidak hanya berasal dari Banyuwangi. Sejumlah guru asing yang tengah mengajar di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini juga ikut ambil bagian memeragakan busana batik khas Banyuwangi.  

Uniknya lagi, saat show digelar, jalan yang berlokasi tepat di samping trotoar dibiarkan terbuka seperti hari-hari normal. Tak pelak, ribuan masyarakat Banyuwangi tumplek-blek menyaksikan perpaduan apik gerak tubuh peserta dan balutan busana batik khas Banyuwangi tersebut. Sesaat sebelum pergelaran dimulai, penonton dibuat histeris ketika rombongan Bupati Abdullah Azwar Anas tiba di lokasi.

Sebab, kali ini bupati datang bersama sejumlah artis ibu kota, seperti Ayu Azhari, pasangan Yati Octavia dan Pangky Suwito turut menyaksikan perhelatan yang merupakan pemanasan ajang Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2014 tersebut. Apalagi, sejumlah orang penting, di antaranya Artalyta Suryani, Nani Wijaya (Jawa Pos Holding); dan desainer batik kenamaan, Priscilla Saputro, juga menyaksikan Fashion on The Pedestrian tersebut.  

Dalam sambutannya Bupati Anas mengatakan, BBF 2014 digeber untuk mendorong para pelaku industri batik daerah semakin percaya diri. “Saat ini, para pembatik kehabisan stok karena tingginya permintaan, sedangkan para penjahit kebanjiran order,” ujarnya. Spesifik untuk kegiatan, Fashion on The Pedestrian, fashion show itu sengaja digelar di atas trotoar sebagai bentuk dorongan agar trotoar di Banyuwangi menjadi sarana yang nyaman bagi parapejalan kaki.

“Mereka yang melewati trotoar merasa merdeka,” kata Bupati Anas. Anas menambahkan, rangkaian BBF berdampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Banyuwangi. Dampak selanjutnya, ekonomi kreatif itu berhasil mendorong peningkatan pendapatan per kapita Banyuwangi. “Dua tahun ini income per kapita Banyuwangi berhasil menyalip Malang. 

Income per kapita Malang sebesar Rp 9,6 juta, sedangkan Banyuwangi sebesar Rp 21,8 juta,” paparnya. Sementara itu, Ria, salah satu penonton mengaku sangat terkesan dengan ajang yang kali pertama digeber di Banyuwangi tersebut. “Acara ini bagus. Unik. Pokoknya top. Saya semakin bangga jadi orang Banyuwangi,” cetusnya. (radar)