KOMPAS.com – Di Desa Wisata Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, ada satu festival yang menarik dikunjungi oleh turis. Namanya Festival Kopi Sepuluh Ewu.
Kepala Desa Wisata Osing Kemiren Mohamad Arifin mengatakan Festival Kopi Sepuluh Ewu merupakan festival minuman kopi gratis yang digelar di sepanjang jalur utama Desa Kemiren.
“Kebiasaan masyarakat di Desa Kemieran, suguhan untuk tamu yang datang biasanya minum kopi, dari tradisi inilah kemudian dikemas menjadi agenda tahunan,” kata kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (19/10/2025).
Baca juga: Desa Wisata Osing Kemiren, dari Lestarikan Budaya hingga Dikenal Dunia
Arifin memaparkan, agenda tahunan ini merepresentasikan tiga konsep dalam menyambut tamu di Desa Wisata Osing Kemiren, yaitu suguh, gupuh, dan lungguh.
Suguh berarti memberikan hidangan terbaik, gupuh berarti menggambarkan sikap tuan rumah yang sigap dan hangat dalam menyambut tamu, dan lungguh berarti menyediakan tempat terbaik.
Baca juga: Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi Dapat Penghargaan dari PBB, Ini Keistimewaannya

Teknisnya, kata Arifin, setiap keluarga akan menjejerkan meja di sepajang jalur utama Desa Kemiren.
Setiap meja nantinya akan bersanding dengan UMKM lokal, sementara untuk kopi dan gula yang disuguhkan kepada turis tersedia gratis karena disubsidi oleh pihak desa.
“Untuk warga yang dari luar atau wisatwan yang masuk, itu gratis (suguhan kopi), tapi untuk meningkatkan perbelanjaan UMKM yang ada di Desa Kemiren, jajanannya disediakan oleh UMKM,” terang Arifin.
Baca juga: Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi, Rumah Suku Osing dan Tradisi Gedhogan
Tidak hanya menyuguhkan kopi, sambungnya, dalam acara tersebut juga digelar kesenian tradisional.
Sehingga, wisatawan yang datang tidak hanya bisa menikmati kopi, tetapi juga bisa melihat kearifan budaya setempat.
Jika tertarik melihat kemeriahan Festival Kopi Sepuluh Ewu, Arifin mengatakan acara ini dijadwalkan akan digelar pada 8 November 2025 mendatang.
“Kalau mau ke Desa Wisata Osing Kemiren, lokasinya cukup strategis, perjalanan dari stasiun ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 15 menit,” katanya.
Baca juga: Mengenal Suku Osing di Banyuwangi, Ujung Timur Pulau Jawa
Mengenal Desa Wisata Osing Kemiren

Arifin mengatakan, daya tarik yang diunggulkan di Desa Wisata Osing Kemiren yaitu nilai budaya, adat istiadat, seni, serta kearifan lokal.
“Daya tarik wisatanya bukan alam tapi atraksi budaya dan eduksai tentang budaya Osing,” kata Arifin.
Page 2
Ia melanjutkan, dengan daya tarik tersebut, tentu perlu didukung dengan adanya homestay untuk wisatawan yang datang.
Maka dari itu, kata Arifin, dilakukanlah pelatihan-pelatihan, hingga terbentuklah homestay yang kini telah dikenal luas dan mendapat penghargaan dunia.
Baca juga: Berkenalan dengan Suku Osing
Jauh sebelum menjadi desa yang kini dikenal hingga ke mancanegara, lanjutnya, Desa Wisata Osing Kemiren bermula dari keinginan masyarakat setempat untuk tetap melestarikan budaya suku Osing.
Keunikan budaya Osing terlihat dari bahasa, arsitektur rumah tradisional, serta berbagai ritual dan upacara adat yang masih dijalankan hingga kini.
Berangkat dari niat pelestarian budaya, kata Arifin, maka dibentuklah Anjungan Wisata Osing.
Kemudian, sambungnya, karena adanya perubahan birokrasi, alhasil Anjungan Wisata Osing berubah menjadi Desa Wisata Osing.
Seiring berjalannya waktu, Desa Wisata Osing berubah menjadi Desa Wisata Osing Kemiren. Alasannya, kata Arifin, masyarakat di sembilan kecamatan tersebut masih termasuk suku Osing.
Baca juga: Tradisi Membuat Katikan untuk Aseman Daging, Menu Hajatan Khas Osing
Apa istimewanya Desa Wisata Osing Kemiren?
Desa Wisata Osing Kemiren mendapat penghargaan Internasional The 5th ASEAN Homestay Award 2025 pada awal 2025.
Menurut Arifin, salah satu faktor homestay di Desa Wisata Osing Kemiren berhasil mendapatkan penghargaan karena kesederhanaan dan keramahtamahan pengelola homestay.
“Dari kesederhanaan, orisinal rumah yang masih dijaga oleh masyarakat, ibu-ibu di sana (homestay) menyambut tamu dengan nilai-nilai kearifan lokal,” katanya.
Tarik wisatawan lokal hingga mancanegara
Arifin menuturkan, pada awalnya pengunjung yang datang ke Desa Wisata Osing Kemiren umumnya berasal dari wisatawan domestik.
Namun setelah mendapatkan penghargaan dunia pada awal 2025, Desa Wisata Osing Kemiren kini berhasil menarik wisatawan mancanegara (wisman).
“(Setelah mendapatkan penghargaan) hampir 60 persen peningkatan wisatawan yang datang ke Desa Wisata Osing Kemiren. Kebanyakan yang datang itu wisatawan nasional, tapi akhir-akhir ini wisatawan internasional sudah mulai ke Kemiren,” katanya.
Mulanya, kata Arifin, turis asing yang datang ke Desa Wisata Osing Kemiren ialah turis asing yang transit dari Bali menuju wisata Kawah Ijen.
Kini, turis asing yang datang umumnya ingin mengetahui seputar adat istiadat suku Osing, cara membuat kopi, hingga cara menyangrai kopi secara tradisional.
Page 3
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat

Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app