Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gandrung dan Jaranan Butho Akan Manggung di Malaysia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

DUA kesenian khas Bumi Blambangan akan tampil di ajang bertaraf internasional di Kuala Lumpur, Malaysia. Dua kesenian  khas Banyuwangi itu adalah Jaranan Butho dan Tari Gandrung. Kesenian tersebut akan tampil di Negeri Jiran melalui ajang Wonderful  Indonesia 9 th My Balloon Fiesta di kawasan  Desa Parkcity, Kuala Lumpur, mulai hari ini (10/3) sampai Sabtu (12/3).

Laporan kegiatan berlevel internasional itu akan diliput langsung oleh dua kru Jawa Pos Radar Banyuwangi, yakni Nurhariri dan  Cahya Heriyanto. Keduanya dijadwalkan terbang ke Malaysia pagi ini.  Jawa Pos Radar Banyuwangi akan melihat  langsung aksi panggung grup jaranan butho yang digawangi para tenaga kerja migran asal  Bumi Blambangan.

Ya, meski sibuk bekerja di negeri orang, para tenaga kerja  migran yang  tergabung dalam Ikatan keluarga Banyuwangi  (Ikawangi) Malaysia, itu sangat intens mengembangkan kesenian jaranan butho. Di Malaysia, mereka membentuk grup  kesenian Jaranan Butho Sekar Wangi.

Sekretariat grup kesenian yang satu ini berlokasi di Jalan H. Abdul Latif, Kampung Bukit Kapar, Selangor, Malaysia. Selain gandrung dan jaranan butho, ada beberapa kesenian tradisional asal berbagai daerah lain di Indonesia yang bakal ditampilkan pada ajang bergengsi  tersebut.

Beberapa kesenian  dimaksud antara lain, tari Pasam-bahan Minang asal Sumatera Barat, tari Merak Pasundan asal Jawa Barat, dan tari Topeng Ireng asal Magelang. Para performer  kesenian asal berbagai daerah  tersebut tergabung dalam sanggar seni Tirta Wangi yang dipandegani  salah satu tokoh Ikawangi Malaysia, Irzal Maryanto Ashaby  alias Kang Yanto.

Kang Yanto mengatakan, bukan  kali ini saja grup jaranan butho yang digawangi para tenaga kerja migran asal Banyuwangi didaulat  tampil pada ajang promosi pariwisata Indonesia di Malaysia. Sebelumnya, tepatnya pada tahun 2016 lalu, grup yang satu ini juga  tampil di ajang serupa, yakni  Hot Air Balloon Fiesta 2016, di  kawasan Putrajaya, Malaysia.

Menurut Yanto, aksi yang dilakukan anggota Ikawangi Malaysia  memang bukan sesuatu yang besar. Namun yang pasti, kata dia, selain sebagai media penyaluran rasa kangen terhadap tanah kelahiran, Banyuwangi, langkah melestarikan kesenian jaranan  butho juga dimaksudkan sebagai  “etalase” kekayaan seni-budaya Banyuwangi kepada warga Malaysia.

“Meski kecil, kami ingin memberikan sumbangsih  kepada Banyuwangi. Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir Banyuwangi giat mengembangkan dan mempromosikan pariwisata.  Jadi, kami ingin ikut ambil bagian mempromosikan pariwisata Banyuwangi,” ujarnya kemarin  (9/3). (radar)