Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Innalillahi, Maestro Gandrung Banyuwangi Supinah Meninggal Dunia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Supinah sang maestro Gandrung Banyuwangi semasa hidupnya (Foto : nusadaily.com)

Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kabar duka menyelimuti dunia seni Bumi Blambangan. Supinah, Sang Maestro Gandrung Banyuwangi dikabarkan meninggal dunia, Minggu (26/12) malam.

Gandrung Supinah menghembuskan nafas terakhir di RSUD Blambangan Banyuwangi sekitar pukul 19.50 WIB, akibat mengalami komplikasi. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Dewan Kesenian Blambangan Banyuwangi (DKB) Hasan Basri.

“Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Iya benar. Ibu Supinah meninggal di rumah sakit. Sakitnya sudah lama. Nampaknya, komplikasi,” kata Hasan Basri.

Menurut Hasan, Supinah merupakan salah satu penari maestro Gandrung di Banyuwangi. Ia sudah menggeluti seni tari Gandrung sejak tahun 1979.

Supinah juga tercatat beberapa kali tampil di sejumlah negara seperti Singapura, Korea Utara, Cina, dan Amerika Serikat untuk menggaungkan tari gandrung Banyuwangi.

“Mbok Supinah Sudah lama mengabdi di seni Gandrung, terutama masuk pada Tim Gandrung Kabupaten Banyuwangi. Mewakili Banyuwangi di event nasional bahkan juga internasional,” kenang Hasan.

Sedari muda, Supinah dikenal begitu mencintai seni tari gandrung. Tak hanya itu, ia juga dikenal memiliki vocal yang khas untuk melantunkan sinden pengiring tari gandrung.

Sejak Muda Sudah Abdikan Diri utuk Seni Gandrung

“Beliau sejak muda sudah mengabdikan hidupnya untuk seni Gandrung. Dan beliau salah satu Gandrung kita yang memiliki warna vokal yang bagus,” imbuh Hasan.

Sebelum sakit hingga akhirnya meninggal dunia, Supinah aktif mengajar tari gandrung di Sanggar Sayu Sarinah.

Dengan penuh dedikasi, ia melatih para talenta muda untuk mencintai dan menghayati seni tari kebanggaan Bumi Blambangan ini.

“Masih aktif melatih di Sanggar Sayu Sarinah sampai beliau sakit itu sanggarnya masih ramai kegiatan,” kata Hasan.

Seluruh masyarakat Banyuwangi sangat kehilangan akan sosok maestro gandrung Supinah. “Kami semua merasa kehilangan, beliau konsisten, istikomah, di dunia seninya. Beliau sangat mencintai dunia seni yang ditekuninya itu,” ungkapnya.

Supinah diketahui sudah belajar menari Gandrung sejak usia 8 tahun. Hasil dari ketekunannya belajar tari dan vokal mengantarkannya sebagai Gandrung Profesional pada tahun 1979 saat berusia 14 tahun.

Rencananya, jenazah Supinah akan dimakamkan pada Hari Senin besok (27/12) di pemakaman umum Desa Olehsari, Kecamatan Glagah.

Sumber : https://nusadaily.com/regional/innalillahi-maestro-gandrung-banyuwangi-supinah-meninggal-dunia.html