LOKASI Kandang yang untuk pembesaran ayam ras milik Trianto, 44, terlihat sepi siang kemarin (10/4). Tiga bangunan berukuran besar yang dibuat untuk tempat ayam, tidak terlihat ada aktivitas sama sekali. Tiga karyawan yang biasa berada dilokasi itu juga tidak terlihat siang itu.
Tiga kandang ayam milik Trianto berada di tengah lahan dan tidak diberi pagar. Di daerah itu banyak tumbuh pohon bambu dan jenis pohon lainnya. Lokasi itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari perumahan penduduk.
Kandang ayam milik warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Bangorejo, itu termasuk cukup luas. Lahan yang dipakai itu milik warga yang sengaja disewa. “lama sewanya 10 tahun, dan ini baru tahun ke tiga,” terang Trianto.
Trianto sepertinya tidak pernah menyangka kandang ayam yang dirintis itu menjadi ramai dan diprotes warga. Apalagi, sebelum pendirian, pihaknya sudah mendapat persetujuan warga sekitar melalui tanda tangan.
“Saya telah habis banyak membuat kandang ayam itu,” jelasnya. Bangunan kandang ayam yang dibuat dengan tingkat itu terbuat dari bambu dan kayu. Dari tiga bangunan kandang, Trianto menyebut telah menghabiskan dana yang lumayan besar.
“Untuk membuat tiga bangunan kandang ayam, semua habis Rp 226 juta.” ungkapnya. Dari tiga bangunan itu, dibuat tidak berbarengan. Kandang ayam pertama dibuat tiga tahun lalu menghabiskan dana Rp 86 juta.
Selanjutnya, membangun lagi kandang dengan biaya Rp 150 juta. “Bangun pertama itu dua kandang, tapi yang satu dibuat tempat pakan,” jelasnya. Yang membuat Trianto sedih bila usahanya ini harus ditutup, uang yang dipakai untuk membuat kandang ayam itu hasil pinjaman dari bank.
Sampai saat ini dana pinjaman itu belum lunas. “Saya harap jangan sampai ditutup, karena uang dari bank, tuturnya. Trianto mengaku, dirinya sementara akan diam dan tidak mengisi ayam di kandang itu. Apalagi, warga sekitar masih bersikeras usaha peternakan miliknya itu ditutup. “Tidak tahu, kapan akan kerja lagi,” katanya. (radar)