Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hanya Dijatah 8 Ton Solar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

HANYABANYUWANGI – Antrean kendaraan terjadi di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kemarin (18/4). Mereka berpacu membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebelum stok habis. Dalam sepekan terakhir, sejumlah SPBU sering kehabisan solar. Akibatnya, sejumlah truk dan bus harus antre lama di SPBU menunggu solar dikirim Pertamina.

Antrean kendaraan itu hampir terjadi di setiap SPBU, terutama di Jalur Pantura. Sering habisnya solar karena Pertamina mengurangi kiriman ke beberapa SPBU. Biasanya, Pertamina mengirim solar 8 hingga 16 ton setiap hari di sejumlah SPBU. Dalam be berapa hari terakhir, Pertamina hanya mengirim delapan ton solar per hari. Akibat pengurangan stok solar itu, solar habis sebelum waktunya.

Dengan jatah 16 ton solar, setiap SPBU bisa melayani konsumen se lama 24 jam. Namun, sejak pasokan dikurangi, SPBU hanya bisa melayani konsumen pada siang hari. Akibatnya, pada sore hari truk dan bus berebut mendapatkan solar. “Delapan ton itu hanya untuk melayani siang sampai sore Malam hari sudah habis,” ungkap Rahmanu, salah seorang pe ngelola SPBU di Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disprindagtam) Hary Cahyo Purnomo mengungkapkan, beberapa pekan ini stok solar untuk Banyuwangi memang di kurangi. Hanya saja, sampai saat ini pemerintah pusat dan Pertamina belum memberitahukan secara resmi terkait pengurangan stok itu. Pihaknya sering mendapat keluhan warga tentang kelangkaan solar itu.

Pihaknya pun turun ke beberapa SPBU untuk mengecek stok solar. Keluhan warga tentang stok solar ternyata benar. Beberapa SPBU sering kehabisan solar karena terjadi pengurangan jatah. “Kita sedang menunggu berapa pengurangan jatah solar di Banyuwangi,” katanya. Hary berharap Pertamina memberitahukan hal itu kepada pemerintah daerah. Itu sangat penting agar pengurangan jatah itu tidak menimbulkan keresahan. “Kalau solar tersendat, maka aktivitas ekonomi warga yang menggunakan solar juga ter sendat,” tandas Hary. (radar)