Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Harga Beras masih Mahal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

beeeeerasBANYUWANGI – Meski Pemkab Banyuwangi bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menggelar operasi pasar beberapa hari ini, harga beras di tingkat pedagang masih mahal. Pantauan jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (3/3), harga beras di kalangan pengecer saat ini berkisar Rp 11.000 hingga Rp 13.000 per kilogram.

“Beras biasa sekarang seharga Rp 12.000, yang super Rp 13.000,” kata Nasrudin, 38, pedagang Pasar Banyuwangi. Beras yang banyak dijual saat ini adalah beras medium. Beras kualitas super dan paling rendah telah menghilang. “Beras yang paling murah dan beras super nggak ada barangnya,” tambah Nasrudin.

Hal yang sama diakui pedagang lain, Romlah, 52. Sejak sebulan lalu ia tidak menjual beras yang yang murah harga Rp 9.000 karena distributor tidak menyediakan stok jenis tersebut. “Yang kualitas super ada, tapi cuma sedikit. Sama Saja dengan beras kualitas beras medium,” ungkap Romlah.

Biasanya, Romlah menyetok beras sebanyak dua kuintal per satu minggu. Tetapi kini dia hanya menyetok beras 80 kilo gram. Sebab, masa jualnya lebih lama di banding biasa.  Operasi pasar yang digelar pemkab bersama Bulog belum berpengaruh banyak dalam mengintervensi harga beras dan penjualan beras. “Ya ini buktinya; bukannya turun, harga beras malah naik lagi,” kata Romlah.

Kenaikan harga beras terjadi bersamaan dengan pelaksanaan operasi pasar. la mengatakan, penjualan beras juga menurun sejak harga beras naik pertengahan Februari lalu. Saat harga beras naik menjadi Rp 11.000 per kilogram, omzetnya menurun 30 persen. Banyak pembeli yang mengurangi pembelian. “Pembeli yang semula membeli satu dua sak (5 Kg sampai 10 Kg) mengurangi pembelian sampai setengahnya, bahkan lebih ujar Romlah. Asumsi pedagang, kenaikan harga beras dipicu minimnya stok gabah petani.

“Katanya karena stok gabah sedikit, belum masuk musim panen juga.” imbuhnya.  Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) membenarkan pernyataan pedagang tersebut. Kadis perindagtam Banyuwangi Hary Cahyo mengatakan, tingginya harga beras tersebut disebabkan minimnya stok gabah di kalangan petani. Selain itu, faktor cuaca juga melatari kenaikan harga beras.

“Petani yang menjemur gabah bergantung sinar matahari, kini mengggunakan bantuan mesin pengering. Artinya, biaya produksi tambah,” terang hary.  Sementara itu, operasi pasar (OP) masih di laksanakan hingga 11 Maret menndatang.

Pelaksanaan OP itu bergiliran dan tersebar di 12 pasar yang tersebar di tujuh kecamatan. Setiap pasar di jatah satu ton beras cadangan pemerintah yang tersimpan di Ilulog.  Pemkab bersama Bulog mengalokasikmu beras 20 ribu ton untuk disalurkan pada OP tersebut. Beras yang dijual adalah beras medium dengan harga lebih murah, yakni Rp 7.300 per kilogram. (radar)