detik.com
Peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-254 dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni budaya. Salah satunya pameran seni rupa yang digelar di Gedung Juang Banyuwangi selama sepekan, mulai 22 hingga 28 Desember 2025. Pameran ini menghadirkan 156 karya lukisan dari perupa Banyuwangi dan berbagai daerah di Indonesia.
Pameran tersebut menjadi persembahan Forum Seni Rupa Banyuwangi yang berkolaborasi dengan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) untuk memeriahkan Harjaba ke-254.
Mengusung tema “Lemere Roso”, pameran ini melibatkan 156 seniman dari berbagai daerah, di antaranya Bali, Jakarta, Solo, Yogyakarta, Kalimantan, Surabaya, Manado, Mojokerto, Pasuruan, hingga daerah lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, pameran ini menjadi ruang ekspresi sekaligus ajang silaturahmi para perupa lintas daerah. Selain itu, pameran ini juga diharapkan dapat mendukung seniman lukis Banyuwangi untuk terus berkarya dan berkembang.
“Pameran ini mengakomodir 156 pelukis dari Banyuwangi dan luar daerah. Terima kasih kepada seluruh seniman yang telah turut andil dan berpartisipasi dalam kegiatan ini,” kata Ipuk saat mengunjungi pameran, Senin (22/12/2025) malam.
Saat berkeliling pameran, Ipuk melihat lukisan bergambar dirinya yang dibuat seniman Muhamed Harahap. Perupa asal Medan yang kini menetap di Banyuwangi itu telah terlibat dalam berbagai pameran di sejumlah negara.
Lukisan tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan lima anak yatim. Mereka turut menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an, yakni surah An-Nas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas, pada bagian atas kanvas.
Di sudut lain, Ipuk juga mengamati lukisan karya Nur Inamah (15), pelajar asal Purwoharjo, Banyuwangi. Remaja tersebut menampilkan karya bertema Senandung Bumi yang memadukan Pulau Merah sebagai ikon wisata Banyuwangi, gajah sebagai simbol kekuatan daerah, serta ragam budaya lokal seperti Seblang dan Gandrung.
“Pameran ini juga memfasilitasi karya dari anak-anak Banyuwangi. Mudah-mudahan bisa memotivasi mereka untuk terus belajar dan mencintai seni lukis,” imbuh Ipuk.
Ketua Panitia Seni Rupa Banyuwangi, N. Kojin, mengatakan selama sepekan pelaksanaan pameran juga digelar berbagai agenda seni pendukung. Kegiatan tersebut meliputi pembacaan puisi, dunia bercerita, aktivitas menggambar, hingga kisah seni.
Rangkaian kegiatan itu terbuka untuk umum, termasuk pelajar, sebagai upaya menumbuhkan apresiasi sekaligus edukasi seni sejak dini. Pameran ini dirancang sebagai ruang belajar dan interaksi antara seniman dan masyarakat.
“Kami juga menerbitkan buku katalog dan e-katalog dari karya seni yang ditampilkan sebagai artefak yang kami persembahkan untuk Banyuwangi,” ujar Kojin.
(irb/hil)







