BAGI tiap wanita yang telah menikah kehamilan merupakan karunia yang terindah dari yang maha kuasa, selama kurang lebih 9 bulan tiap wanita akan menjaga kehamilannya dengan harapan anak yang terlahir sempurna dan sehat. Banyak cara tiap wanita menjaga kehamilannya, mulai dari rutin control ke pusat kesehatan terdekat seperti Puskesmas, RumahSakit, bidan praktek mandiri dan juga dokter spesialis kandungan serta konsumsi obat dan vitamin untuk kandungannya.
Selain menggunakan pelayanan kesehatan masih banyak ibu-ibu menggunakan obat tradisional yang merupakan resep turun temurun dari nenek moyang yang dipercaya dapat menguatkan kandungan dan menyehatkan janinnya, jamu merupakan obat tradisional yang menjadi pilihan sampai saat ini dan masih dikonsumsi ibu-ibu hamil. Beberapa ibu masih konsumsi jamu selama kehamilan, kebanyakan jamu yang dikonsumsi adalah resep turun temurun dari keluarga.
Selain dapat dibuat sendiri jamu juga saat ini dapat didapatkan di warung, toko dan juga penjual jamu gendong keliling. Tanpa mengetahui pengaruh jamu terhadap janin dalam kandungan ibu-ibu rutin mengkonsumsi jamu tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan. Obat tradisional tidak selalu aman bagi tubuh, efek farmakologisnya yang lemah, belum terstandarnya bahan baku, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis organisme.
Selain itu ibu hamil harus memperhatikan keadaan janin, terlebih lagi saat trimester pertama dimana kehamilan masih rentan dan merupakan waktu pembentukan bagian tubuh janin. Tiap makanan atau minuman yang ibu konsumsi akan dikonsumsi juga oleh janin melalui plasenta. Efek samping Tanaman Obat Tradisional tentu tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada Tanaman Obat Tradisional terdapat suatu mekanisme yang disebut sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek samping, yang dikenal dengan SEES (Side Eff ect Eleminating Subtanted).
Sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi, adakalanya saling mendukung, namun adakalanya saling kontradiktif. Sebagai contoh di dalam kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit itu juga ada zat anti untuk menekan dampak negative tersebut. Pada perasan air tebu terdapat senyawa Saccharant yang ternyata berfungsi sebagai anti diabetes, maka untuk penderita diabet (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu.
Kencur (Kaempferiagalangga) bermanfaat untuk melancarkan haid, tetapi digunakan untuk ramuan jamu pada ibu hamil muda. Banyak efek yang dapat diakibatkan oleh konsumsi jamu selama kehamilan seperti : 1. Keguguran, saat kehamilan trimester pertama atau 12 minggu kehamilan masih sangat rentan, janin belum sepenuhnya kuat menempel pada dinding rahim ibu, dan kandungan jamu yang tidak ketahui secara pasti dapat mengancam kehamilan, maka dari itu para ibu harus berhati-hati karena dapat beresiko menyebabkan keguguran.
2. Ketuban keruh, ketuban yang keruh sangat beresiko bagi janin, nantinya bayi yang terlahir dapat beresiko asfiksia yaitu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas spontan dan teratur, dan bayi harus diberikan perawatan intensif dan resusitasi. Ketuban keruh adalah kasus yang banyak terjadi pada bayi yang baru lahir dengan riwayat ibu yang mengkonsumsi jamu. 3. Kulit bayi berlapis atau berkerak, bayi saat lahir memiliki kulit yang sangat lengket berkerak, ini dapat diakibatkan oleh konsumsi jamu yang nantinya akan mengendap dan berefek pada kulit bayi.
4. Teratogenik, adalah kelainan pembentukan kongenital yang dapat menyebabkan kecacatan pada bayi. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi kosentrat yang tidak direkomendasikan seperti jamu. Bukan tidak mungkin dalam kosentrat tadi terkandung zat-zat bahaya yang dapat mengancam dan menimbulkan masalah pada janin yang pada giliran berikutnya bisa mengakibatkan kecacatan pada janin.
Untuk menjaga kandungan agar tetap sehat, padahal yang harus diperhatikan para ibu yang tidak kalah pentingnya dengan mengkonsumsi ramuan turun temurun dari keluarga yaitu dengan melakukan ANC. ANC ( Antenatal Care ) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan fisik dan mental ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelaksanaan ANC idealnya dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
Pemeriksaan Ulang setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu pada umur kehamilan 28-36 minggu, setiap 1 minggu pada umur kehamilan lebih dari 36 minggu. Saat ANC para ibu akan mendapat pelayanan minimal “ 7T ” yaitu Timbang Badan untuk mengontrol keadaan ibu dan janin, dan normalnya para ibu akan mengalami penambahan berat badan, Ukur Tekanan Darah untuk mengontrol tekanan darah ibu dan dapat mengantisipasi bila didapatkan tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan, Ukur Tinggi Fundus Uteri untuk mengetahui perkiraan usia kehamilan, TT lengkap yaitu pemberian suntikan anti tetanus untuk pencegahan terjadinya tetanus pasca persalinan, Pemberian Tablet besi untuk kesehatan ibu selama hamil, Tes terhadap penyakit menular seksual dan Temu Wicara untuk persiapan rujukan bila ditemukan ketidaknormalan atau komplikasi yang membutuhkan penanganan lanjut oleh spesialis kandungan. Semoga bermanfaat. (radar)