Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jamaah Dari Berbagai Negara Padati Masjidil Haram

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
JCH-Banyuwangi-saat-menjalankan-sai-di-tengah-ribuan-jamaah-yang-memadati-Masjidilharam-kemarin.
JCH Banyuwangi saat menjalankan sai di tengah ribuan jamaah yang memadati Masjidilharam kemarin.

MAKKAH – Badai pasir yang sempat melanda Makkah tiga hari lalu membuat waktu umrah sedikit tertunda. Alhasil,
waktu umrah jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi menjadi lebih panjang. Pukul 01.00 WAS atau sekitar pukul 05.00 WIB Senin (29/8) kemarin seluruh JCH baru tiba di maktab.

Hal itu membuat tenaga JCH menjadi terkuras. Seluruh jamaah diinstruksikan lebih banyak istirahat di dalam maktab. Kegiatan ziarah yang sifatnya tidak wajib diimbau tidak dilakukan. Petugas haji Banyuwangi menginstruksikan kepada seluruh JCH untuk lebih memanfaatkan waktu  untuk ibadah wajib di  Masjidilharam.

Handoyo Saputro, salah satu tim peliput haji untuk JP-RaBa melaporkan seluruh jamaah yang telah melaksanakan umrah memang tenaganya terkuras. Berdasar pantauannya, hampir seluruh JCH memilih beristirahat total di maktab dan melaksanakan ibadah wajib di dalam maktab.

”Iya, kita memang diinstruksikan beristirahat total di maktab untuk mempersiapkan tenaga untuk umrah berikutnya,” terang bapak  dua anak itu. Sesuai rencana, hari ini JCH  Banyuwangi kembali melaksanakan umrah sunah. JCH Banyuwangi hari ini dijadwalkan akan miqat di Masjid Siti Aisyah, istri  Nabi Muhammad.

Istirahat total  dirasa penting agar umrah yang dijadwalkan hari ini bisa dilaksanakan seluruh jamaah. ”Meski diinstruksikan istirahat total, tapi ada juga kok yang umrah. Tidak ada larangan, hanya disarankan lebih baik istirahat,” tandasnya.

Terkait kondisi Masjidilharam, Handoyo melaporkan kini lebih padat. Semakin hari jamaah haji dari berbagai negara, termasuk  Indonesia, semakin banyak yang  datang ke Masjidilharam. Alhasil, menuju Masjidilharam saat ini  harus dilakukan lebih awal.

”Kalau salat di Masjidilharam harus dua jam sebelumnya berangkat dari maktab. Kalau tidak  begitu kami tidak bisa mendapatkan tempat salat di sana,” kata pria asal Desa Balak, Kecamatan Songgon, itu. Pasca badai pasir beberapa hari  lalu sebagian jamaah panik. Namun, hal itu tidak sampai  membuat jamaah ketakutan  keluar maktab.

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Santoso, menyampaikan seluruh jamaah masih semangat menjalankan ibadah wajib dan  sunah di Masjidilharam. ”Alhamdulillah semua tetap semangat dan ceria. Tidak ada lagi badai pasir,” jelas Santoso.

Di tengah kesibukan jamaah melaksanakan kegiatan kemarin,  ada satu JCH Banyuwangi bernama Sukarno, 60, warga Desa Gedung Sumur, Kecamatan Tegaldlimo, yang selalu memberi semangat jamaah lain. Hampir  setiap hari dia mengajak rekan-rekannya yang sudah sepuh berolahraga kecil di seputar  maktab.

”Kadang Pak Sukarno ini melakukan atraksi aneh-aneh. Atraksinya membuat jamaah lain terhibur dan ikut beraktivitas saat pagi hari setelah salat subuh,” terang Santoso. Menjaga stabilitas tubuh memang tidak harus mengandalkan pengobatan dokter. Olahraga adalah cara paling ampuh  agar tubuh sehat.

Terlebih, waktu ke Arafah dan Mina (Ar mina) sudah semakin dekat. Dijadwalkan, JCH Banyuwangi akan berangkat ke Armina pada Jumat  (2/9) mendatang dan akan melaksanakan wukuf di Arafah pada  Sabtu (3/9). ”Kita (petugas haji) selalu menyempatkan rapat  sebelum istirahat pada malam  hari di maktab untuk persiapan Armina,” tegasnya.

Lukman Hakim, salah satu petugas haji kloter 9 yang mendampingi jamaah melaksanakan ziarah ke Masjid Hudaibiyah kemarin sempat bertemu JCH Banyuwangi kloter 10 dan 11. Lukman mengantarkan beberapa rombongan yang sebelumnya memang belum berkesempatan ke Masjid Hudaibiyah.

”Jarak Masjidilharam ke Hudaibiyah  sekitar 20 Km. Kita bertemu rombongan dari kloter 10 dan  11. Semua terlihat sehat,” jelas  kepala KUA Sempu itu. Sementara itu, kondisi suhu  udara pasca badai pasir lalu tidak  membuat suhu udara mengalami peningkatan. Suhu udara di  Makkah dilaporkan berada pada angka 38° celsius. Hal itu dirasa masih wajar untuk kondisi suhu  udara di Makkah.

”Kondisi  jamaah ada yang mengeluh batuk  pilek, meriang, dan sakit mata.  Kontrol tekanan darah untuk  jamaah yang masuk kategori risiko tinggi masih terus kami  lakukan,” terang dr. Titah Palupi,  salah satu tim peliput haji anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi itu. (radar)