Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Masjidilharam Jadi Lautan Manusia Jamaah dari Penjuru Dunia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Masjidilharam-Jadi-Lautan-Manusia-Jamaah-dari-Penjuru-Dunia

Jamaah dari Penjuru Dunia Bergelombang Masuk Makkah

MAKKAH – Sekitar satu juta jamaah dari berbagai penjuru dunia sudah berada di Makkah, Arab Saudi, kemarin (2/9). Saking padatnya  jamaah, pihak pemerintah Arab Saudi menutup seluruh pintu Masjidilharam sebelum salat Jumat kemarin.

Penutupan dilakukan karena kondisi di dalam Masjidilharam sudah penuh sesak jamaah. Herman Suyitno, salah satu tim peliput haji untuk Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa)  menyampaikan, tepat pukul 10.00  Waktu Arab Saudi   (WAS) atau sekitar pukul 14.00 WIB kemarin seluruh pintu masuk Masjidilharam sudah ditutup. Hal itu tidak seperti biasanya.

”Pukul 11.00 WAS  halaman masjid sudah penuh. Pukul 12.20 salat Jumat dilaksanakan,” kata lelaki yang juga wakil ketua Komisioner Baznas Banyuwangi itu. Herman menambahkan, bagi JCH Banyuwangi yang datang ke masjid lebih awal kemarin masih  bisa merasakan salat Jumat di dalam Masjidilharam.

Namun, bagi jamaah yang baru berangkat ke Masjidilharam setelah pukul 10.00 sudah dipastikan tidak dapat mengikuti salat Jumat di dalam. Mereka terpaksa harus melaksanakan salat Jumat di musala-musala di luar Masjidilharam atau di dalam maktab.

”Informasinya 85 persen jamaah dari segala penjuru dunia masuk ke Makkah, makanya sekarang  padat,” kata pria asal Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, itu. Bagi yang tidak bisa salat Jumat di dalam Masjidilharam, mereka masih mendapatkan kesempatan salat Jumat di Masjidilharam  pekan depan sebelum berangkat   ke Arafah dan Mina (Armina).

Oleh karena itu, Herman kembali mengingatkan seluruh jamaah laki-laki pekan depan berangkat  ke Masjidilharam jam sebelum salat Jumat pukul 11.30 WAS. ”Jangan dibiasakan salat Jumat  seperti di rumah masing-masing. Sebelum khotbah, kita harus berada di dalam masjid. Doakan  kami lancar menjalankan ibadah   agar sempurna ibadah kami di mata Allah SWT,” tandasnya.

Sementara itu, mengenai suhu udara di Makkah kemarin, dr. Titah Palupi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi mengatakan, suhu di Makkah saat ini mencapai 40° celsius. Beberapa hari terakhir kondisi kota Makkah sangat panas dan  cerah tidak ada hujan sama sekali.

Oleh karena itu, dia kembali  mengimbau jamaah yang menjalankan ibadah membawa penutup kepala dan masker jika  bepergian. ”Air putih juga jangan lupa, harus disiapkan kalau ke  mana-mana,” jelas salah dokter  yang bertugas di RSUD Blambangan itu. Satu jamaah bernama Makrifah,  warga Desa Cangakan, Kecamatan Srono, harus menjalani perawatan di sektor karena mengalami  pusing, demam hingga muntah-muntah.

Namun, tidak sampai menginap, yang bersangkutan kondisinya membaik dan bisa dibawa pulang ke maktab berkumpul lagi bersama jamaah  lain. ”Jamaah lain keluhannya hanya batuk. Karena di Makkah semakin padat, satu penginapan saat ini sudah terisi 5 kloter,” terang dokter yang sehari-hari  dinas di RSUD Blambangan itu.

Sementara itu, tidak hanya  jamaah yang mulai ramai ke Makkah. Jasa pengiriman barang dari Arab Saudi ke Indonesia  juga mengalami peningkatan  cukup drastis saat ini. Meski ibadah masih berlanjut, sebagian jamaah Indonesia,  termasuk Banyuwangi, sudah banyak yang melakukan pengiriman oleh-oleh ke Indonesia.

”Jasa pengiriman kargo kewalahan di sini. Per kilogram dihargai 9 riyal, minimal pengiriman sekitar  30 kilogram. Pemilik jasa pengiriman kargo ini warga Madura dengan nama PT. Mohsen Cargo  Express,” kata Handoyo Saputro, salah satu anggota tim peliput JP-Raba.

Dia menambahkan, saat ini  jasa pengiriman ke Indonesia  sudah mengalami kenaikan mencapai 300 persen. Per hari barang yang dikirim bisa mencapai 400 kilogram khusus ke Indonesia.  Tentu hal itu sangat menguntungkan pengusaha asal Indonesia yang menggeluti usaha  jasa pengiriman dari Makkah.

”Rata-rata hanya 12-15 sudah sampai di Indonesia. Barangnya dikirim menggunakan pesawat  dan diantar langsung ke rumahnya. Pengusaha asal Madura bernama Muchtar itu sudah 7  tahun menggeluti bisnis pengiriman barang ke Indonesia,” pungkas owner Dessy Education  itu. (radar)