DUA buah omprok gandrung berwarna emas terlihat terpajang di jalan Kapten Piere Tendean. Keduanya dipasang di badan manekin yang mengapit sebuah sepeda motor berwarna hitam. Di bawahnya tertulis tulisan omprok yang menandakan kedua mahkota yang biasa digunakan oleh gandrung itu untuk dijual.
Fadeli, pedagang sekaligus pembuat omprok tersebut terlihat duduk tak jauh dari sepeda motor hitam miliknya. Dengan mata sayunya, pria yang rambutnya sebagian sudah memutih itu terlihat memandang awas ke jalanan. Menanti siapa tahu ada orang yang berminat membeli omprok daganganya.
Pria berusia 67 tahun itu mengaku sudah sepuluh hari omproknya tidak terjual. Baru semalam sebelumnya dua omproknya laku dibeli orang. Bagi Fadeli hal itu bukan masalah. Sebagai seorang seniman, dia tidak begitu mengejar penjualan dalam jumlah besar.
Yang terpenting, kata dia, ada orang yang bisa menghargai karyanya lalu membelinya. “Banyak yang bilang harganya terlalu mahal. Mungkin mereka menganggapnya ini mainan saja, padahal saya membuatnya juga tidak sembarangan. Hanya karena bahanya dari karton bukan berarti omprok ini mainan,” jelas Fadeli.