Imbas OTT Tim Saber Pungli di Bagian SIM
BANYUWANGI – Operasi Tangkap Tangan (OTT) tim Saber Pungli Jatim terhadap Baur Sim Polres Banyuwangi, Aiptu Indaryanto, pekan lalu berbuntut panjang. Dua pejabat penting di jajaran Satlantas Polres Banyuwangi kena “awu anget” dari gerak cepat tim Saber Pungli tersebut.
Imbas OTT tersebut, Kasatlantas AKP Supiyan dan Kanitregident (KRI) Iptu A. Nasution dicopot dari jabatannya. Keduanya di-nonjob-kan ke Polda Jatim sebagai pelayanan mako (yanma). Pencopotan Supiyan cukup mengejutkan karena belum genap dua bulan dia menjabat kasatlantas.
Siapa pengganti Supiyan dan Nasution? Posisi Supiyan sebagai kasatlantas digantikan AKP Ris Andrian Yuda Nugroho yang sebelumnya menjabat Kasatlantas Polres Situbondo. Ris Andrian disebut-sebut sebagai anak kandung Komjen Pol (pur) Imam Sujarwo, mantan Kapolres Banyuwangi.
Posisi Kanitregident yang baru akan diisi Iptu Yudhi Anugrah Putra yang sebelumnya menjabat sebagai Paur BPKB di Polda Jawa Timur. Menanggapi pencopotan AKP Supiyan dan Iptu A. Nasution, Kapolres AKBP Agus Yulianto menegaskan pergantian jabatan adalah hal biasa di jajaran kepolisian.
“Hal itu biasa. Perpindahan itu biasa,” sebutnya. Ketika ditanya apakah pergantian jabatan itu terkait OTT tim Saber Pungli di Satpas Polres Banyuwangi, perwira asli Semarang itu tidak berkomentar banyak. Dia memilih diam sembari masuk menuju ruangannya.
Bagaimana dengan dua anggota Satlantas dan seorang pekerja harian lepas (PHL) yang ditangkap tim Saber Pungli 30 Januari lalu? Setelah sempat diperiksa Propam Polda Jatim selama sepekan lebih, tiga orang tersebut sudah kembali ke Banyuwangi.
Mereka adalah Baur SIM Aiptu Indariyanto, anggota Satlantas Aiptu Suwoko, dan seorang PHL Efendi. Kemarin ketiganya tampak bertugas seperti biasa di Mapolres Banyuwangi. Diberitakan sebelumnya, Senin (30/1) tim Saber Pungli Jatim mengobok-obok Satpas Polres Banyuwangi.
Dua anggota Satlantas Polres Banyuwangi dan satu orang sipil yang ditangkap tim Saber Pungli Senin siang (30/1) itu langsung diamankan ke Polda Jatim. Hingga kemarin ketiganya masih menjalani pemeriksaan di Propam Polda Jatim. Selain mengamankan Indarijanto, Suwoko, dan Efendi, tim Saber Pungli juga menyita sejumlah barang bukti.
Usai mengobok-obok Satpas SIM Polres Banyuwangi, tim Saber Pungli yang beranggota lebih dari empat orang itu langsung meninggalkan polres dan bergerak ke Surabaya. Mereka juga membawa dua oknum polisi dan seorang banpol yang diduga menjalankan praktik pungli di Satpas SIM Polres Banyuwangi.
Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan tim Saber Pungli itu berlangsung pukul 12.15. Mereka datang mengendarai dua kendaraan roda empat. Satu kendaraan warna hitam bernopol N masuk ke halaman polres dan berhenti persis di gudang kartu induk BPKB.
Satu mobil warna merah berpelat AG itu berhenti di pintu luar pagar polres sebelah timur. Kemudian, tim bergerak menuju pintu masuk Satpas SIM Polres Banyuwangi. Mengenakan celana pendek dan kaus, tim Saber Pungli mengobok-obok meja petugas di depan pintu masuk.
Sebuah map berhasil diamankan di tempat tersebut. Tim Saber Pungli yang berpostur tinggi dan berkulit putih itu langsung mengamankan Aiptu Suwoko. Bintara yang bertugas melayani pembagian formulir itu digiring menuju ruang pendaftaran SIM.
Di ruang itu petugas Saber Pungli meminta seluruh petugas di loket pendaftaran mengumpulkan seluruh hand phone. Ponsel milik petugas loket BRI yang bersebelahan dengan loket pendaftaran SIM juga disita. OTT di Polres Banyuwangi dibenarkan Kabidhumas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera.
Menurutnya, OTT di Polres Banyuwangi bagian dari upaya bersih-bersih. Khususnya tindakan ketidakprofesionalan di internal Polri. “Itu tindak lanjut keputusan presiden tentang pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli),” tandasnya kala itu.
Di internal Polri, lanjut Barung, upaya bersih-bersih aksi ketidakprofesionalan anggota sedang gencar dilakukan. Hal itu untuk membangun kepercayaan masyarakat. Nah, OTT di Polres Banyuwangi seolah menjadi bukti komitmen tersebut.
“Kapolda Jatim sudah mengatakan tidak akan menggunakan selimut basah yang kalau dipakai hanya akan membebani saja,” tegas lulusan akpol 1992 itu. (radar)