Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kembangkan Lele dan Batik, Pasar Tembus Luar Jawa

GIAT USAHA: Kolam lele yang dikelola Kelompok Maju Lele di Dusun Krajan, Desa Badean, Kabat (kiri). Pekerja sedang menyelesaikan batik di home industry Batik Srikandi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
GIAT USAHA: Kolam lele yang dikelola Kelompok Maju Lele di Dusun Krajan, Desa Badean, Kabat (kiri). Pekerja sedang menyelesaikan batik di home industry Batik Srikandi.

BADEAN – Budidaya ikan lele yang dilakukan Kelompok Maju Lele di Dusun Krajan RT 3 RW 1, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, ternyata memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan. Sejak dirintis setahun lalu, kelompok beranggota 15 orang itu kini telah mempunyai tujuh titik sebagai tempat pembesaran ikan lele.

Setiap titik memiliki sejumlah kolam lele. Menurut ketua Kelompok Maju Lele, Wahidni, proses budidaya ikan lele sangat mudah. Jika memiliki kolam terpal ukuran 2×3 meter, maka kolam tersebut dapat menampung sekitar 2000 bibit lele. “Harga bibitnya cukup murah. Per 2000 ekor benih, hanganya hanya Rp 200 ribu,” ujar Wahidni.

Ditambahkan, sejak penaburan benih hingga masa panen, dibutuhkan waktu sekitar satu bulan 20 hari. Biaya perawatan lele juga tidak terlalu tinggi. Untuk pakan, cukup diberi sentrat tiga kali sekali. Dari 2000 benih yang ditabur, akan diperoleh sedikitnya satu kwintal 75 kilogram. Jika harga perkilo Rp. 10 ribu, sudah bisa dibayangkan berapa keuntungan yang diperoleh Kelompok Maju Lele.

Usaha Kelompok Maju Lele untuk menambah penghasilan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Karena itu, pangsa pasar lele made in Kelompok Maju Lele tidak hanya lokal Kecamatan Kabat. Namun sudah menyebar hingga ke luar daerah. “Pasar ikan lele tidak hanya di Banyuwangi. Dari Bali juga semakin banyak permintaan,” ujar Ruslan, salah seorang perangkat Desa Badean.

Tidak hanya lele, usaha lain yang digeluti warga Desa Badean, adalah membatik. Salah satu warga yang menekuti usaha batik adalah Hani, 40, yang merintis usaha Batik Srikan di sejak 1998 lalu. Dengan jumlah karyawan sebanyak 25 orang, usaha pembuatan batik milik Hani dalam satu harinya mampu memproduksi 300 kain batik.

Ada dua jenis batik yang diproduksi di Batik Srikandi. Yaitu batik modern dan tradisional. Untuk batik modern dihargai Rp. 80 ribu hingga Rp 185 ribu. Sedang batik manual dihargai Rp 150 ribu sampai Rp. 650.000. Harga batik manual memang lebih tinggi dibanding batik modern. Itu karena pembuatan batik manual lebih rumit. Peminat kain Batik Srikandi tidak hanya lokal Banyuwangi. Permintaan dari Surabaya dan Sulawesi juga datang setiap bulan. (radar)