Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kenalkan Dunia Pesantren Melalui Trail

Gus Zidni bersama trail kesayangannya. Berbekal kendaraan ini, dia baru saja mengikuti Off Road Expedition (IOX) sejauh 18.000 km dari Kendari menuju Makassar.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Gus Zidni bersama trail kesayangannya. Berbekal kendaraan ini, dia baru saja mengikuti Off Road Expedition (IOX) sejauh 18.000 km dari Kendari menuju Makassar.

Demam adventure trail tengah mewabah di kalangan warga. Salah satu yang mengalami demam trail adalah Zidni Ilham Nafia. Pemuda berusia 29 tahun ini baru saja mrngikuti seri IOX di Sulawesi.

SHULHAN HADI, Tegalsari

Siang itu, suara azan dari Masjid Darussalam Blokagung terdengar sangat jelas saat beberapa santri putri berhamburan keluar masuk ke rumahnya. Bersamaan dengan itu, dari tangga yang menghubungkan ruang tengah dengan lantai dua, muncul Gus Zidni memakai kaus oblong dan bersarung.

Siang itu, Gus Zidni baru saja tiba di kawasan pesantren yang beralamat di Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari tersebut. Maklum, dia baru dari Malaysia untuk menyaksikan kejuaraan Moto GP di sirkuit Sepang bersama beberapa orang lainnya.

Di rumahnya, tampak beberapa  vandel dan trofi keikutsertaan kegiatan otomotif, khususnya adventure trail. Selain menyaksikan Moto GP, suami dari Puji Ariani, 29, baru saja mengikuti seri lndonesia Off Road Expedition (IOX) yang menempuh jarak mencapai 18.000 km dari Kendari menuju Makassar dalam waktu 15 hari.

“Motor saya belum datang, masih dipaketkan,” ucapnya mengawali obrolan bersama Jawa Pos Radar Genteng, kemarin.

Di seri IOX tersebut, Gus Zidni merupakan satu-satunnya peserta dari Banyuwangi. Selama mengikuti ekspedisi tersebut, pria yang mengelola lembaga pelatihan bahasa Korea ini mengaku banyak mendapatkan pengalantan seperti bertemu dengan orang-orang baru, budaya baru, maupun tempat baru.

“Berhari-hari kami tidak melihat perkampungan karena berada di tengah hutan. Ketemu kampung pun sangat terisolir,” ungkapnya.

Ratusan file foto di smartphone miliknya menyimpan dokumentasi selama mengikuti seri IOX. Mulai dari menyeberangi sungai hingga salah satu anggotanya mengalami kecelakaan ada dalam foto tersebut.

Hampir semua titik rute merupakan jalur ekstrem. Salah satu daerah yang sangat sulit ditembus dan memiliki jalur sangat ekstrem adalah kecantatan Rampi.

Untuk memasuki Kecamatan yang berada di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan tersebut, akses jalan yang tersedia hanya berupa jalan sempit setapak. Akses menuju lokasi tersebut melalui rute yang bersebelahan dengan jurang.

Di Sulawesi selatan itu pula, dia berkesempatan melihat secara langsung Posi Na Tanae (pusat tanah), yakni sebuah batu yang berada di dusun terpencil di Desa Umpungeng, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng yang diklaim menjadi titik tengah Indonesia.

“Saya juga berkesempatan menyinggahi desa yang diklaim masyarakat setempat tengahya Indonesia,” ucapnya.

Menariknya, selama mengikuti perjalanan ekspedisi ini, hampir semua masyarakat yang ditemui memiliki bahasa lokal yang berbeda, meski jarak lokasi keduanya tidak terlalu jauh. Kendati demikian, di antara mereka semua masih mengerti dan bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

”Tida kbisa dibayangkan jika tidak ada namanya bahasa persatuan bahasa Indonesia, mungkin seperti di luar negeri,” kata Gus Zidni.

Keikutsertaan dia dalam dunia trail memang tidak asing lagi, terutama di kalangan offroadaer Banyuwangi. Putra kedua Gus Wafa ini mulai mengenal dunia otomotif pada 2010 silam.

Saat itu, pria yang sejak kecil akrab dengan lingkungan pesantren tersebut memillki keinginan merasakan dunia di luar kesehariannya. Pria yang telah dikaruniai dua buah hati ini kemudian menetapkan pilihan pada dunia trail adventure.

Hobi trail yang ditekuni Gus Zidni ini juga didukung oleh keluarga. Hobi ini diharapkan bisa membawa dampak positif dan bisa menghubungkan dunia pesantren dengan dunia luar melalui trail. Dari sana kemudian tercetus mengenalkan pesantren kepada kalangan penggila motor trail.

Setidaknya empat event adventure trail telah dia gelar di lingkungan pesantren. “Sudah empat kali saya mengadakan event trail. Semua saya lakukan dilingkungan pesantren, namanya juga Darussalam Adventure Trail,” ujar ayah dari Azma Nabila Zidni, 6;  dan Mecca Zakiya Zidni, 1 bulan ini.

Dari pergaulan dengan kalangan crosser atau offroader dari berbagai daerah, sedikit demi sedikit Gus Zidni bisa mengenalkan latar belakang pesantren kepada lingkungan dan komunitasnya. Cara ini seperti ini ternyata  berimbas positif. Sejumlah teman offroadernya mulai tertarik menitipkan anaknya ke pesantren.

Yang lebih mengharukan lagi, salah satu teman Gus Zidni bahkan memberikan bantuan secara maksimal kepada salah satu karyawannya yang memiliki anak dan tengah belajar di pesantren.

“Teman saya itu bos lombok, Karena kekurangan biaya, anak karyawannya tersebut dibantu,” kata Gus Zidni. (radar)

Kata kunci yang digunakan :