Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

KMP Mutiara Alas III Dilarang Berlayar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sanksi KMP Mutiara Alas III karena Penumpang Jatuh

KALIPURO – Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Alas III akhirnya mendapat sanksi. Kapal yang ditumpangi oleh pelajar yang terpeleset jatuh dan hilang di Selat Bali dini hari lalu (28/6) itu, masih dilarang beroperasi hingga kemarin (29/6).

Informasi yang diterima wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, KMP Mutiara Alas III masih berstatus stand by di dermaga MB III pelabuhan Ketapang hingga sore kemarin. Padahal, pekan ini merupakan masa ramainya penumpang penyeberangan di Selat Bali.

Tentu saja, posisi stand by selama satu hari saja akan merugikan pihak pengelola kapal yang bersangkutan. Keputusan kapal harus stand by selama satu haru itu, merupakan buntut kejadian penumpang yang jatuh terpeleset di dek bawah KMP Mutiara Alas III Rabu dinihari lalu.

Meski begitu, KMP Mutiara Alas III dinyatakan masih laik untuk beroperasi di Selat Bali. Tidak ada masalah pada mesin maupun sarana dan prasarana yang ada di dalam kapal tersebut.

”Investigasi dilakukan oleh pihak Syahbandar Gilimanuk. Untuk kapal tersebut, besok sudah dapat beroperasi kembali. Karena musibah tersebut murni human error,” tegas Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Ketapang, Ispriyanto saat dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam.

Untuk memenuhi kebutuhan arus balik, kata dia, kapasitas kapal yang beroperasi harus segera disiapkan di lintasan Selat Bali, termasuk KMP Mutiara Alas III. “Untuk itu, kemarin (29/6) KMP Mutiara Alas III di-off-kan sementara. Dan segera dioperasikan kembali guna melayani pemudik di H+4 ini,” kata Ispriyanto.

Namun jika terbukti ada kelalaian dari awak kapal milik PT Atosim Pelayaran tersebut, kata Ispriyanto,” maka akan diberi sanksi lanjutan. Adapun sanksi terberatnya berupa pencabutan izin berlayar bagi kapal tersebut.

“Kita akan cabut izinnya kalau terbukti mereka lalai,” kata Kepala Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan (OPP), Arief Muljanto saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pelajar Desa Semere, Kecamatan Kraton, Pasuruan, hilang di Selat Bali sejak pukul 01.15 Rabu dini lalu (28/6). Hingga siang kemarin (29/6), siswa berusia 18 tahun bernama Mahbub itu belum juga ditemukan.

Pencarian masih terus dilakukan oleh petugas yang ada di Gilimanuk. Mahbub tercatat sebagai salah satu penumpang KMP Mutiara Alas III yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Mahbub berangkat ke Pulau Dewata bersama 63 orang rombongan bus pariwisata Pariwisata bemomor polisi W 7085 US. Mereka berangkat dari Pasuruan hendak melakukan wisata religi ke Denpasar.

Saksi mata Chairul Anwar, 25, dan Sami, 23, yang beralamat Desa Semare, Kecamatan Kraton, Pasuruan, mengaku sedang duduk santai bersama korban pada dek bawah kapal. Pada saa itu, kata Anwar, korban sedang asyik main telepon seluler.

Kemudian, korban berdiri di sisi kapal ketika KMP Mutiara Alas III akan sandar di Pelabuhan Gilimanuk. Diduga korban mengantuk dan tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya karena ada guncangan.

Saat itu juga, korban diduga terpeleset dan langsung kecemplung ke laut. Sampai saat pukul 16.00 kemarin (29/6) masih dilakukan pencarian pelajar asal Pasuruan tersebut. Pencalian tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN), TNI-AL serta Polair masih belum membuahkan hasil.

“Pihak Polair dari Gilimanuk masih berupaya mencari jasad korban. Hingga sore ini belum ada laporan penemuan mayat pelajar teesebut,” ujar Kasat Polair Polres Banyuwangi,  AKP Subandi. (radar)