Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Korban Penggelapan Dana Kuliah Luar Negeri oleh Oknum Kades di Banyuwangi Ada yang dari Luar Daerah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LD (20) salah satu korban penggelapan dana kuliah ke China yang dilakukan oknum Kades di Banyuwangi (Foto: sinergijatim.com)

SINERGIJATIM.COM – Korban penggelapan dana calon mahasiswa ke China yang dilakukan oknum kepala desa di Banyuwangi rupanya juga berasal dari luar daerah.

Korban ada yang berasal dari Kabupaten Jember bahkan dari Janeponto, Sulawesi Selatan.

Seperti korban-korban sebelumnya, mereka sudah menyetor uang puluhan juta rupiah ke oknum kades AS dengan janji akan diberangkatkan kuliah ke negeri Tirai Bambu.

Sayang, hingga detik ini mereka tak kunjung diberangkatkan, sementara uang yang disetor tak kunjung dikembalikan oleh sang kades.

Salah satu korban, LD (20) warga Jeneponto, Sulawesi Selatan mengaku dibujuk rayu oleh AS dan menyetorkan uang Rp 75 juta untuk biaya kuliah kedokteran di salah satu universitas di China.

“Kenal nya tahun 2018 dan sudah transfer ke Leny Nurmalita (istri Kades AS) Desember 2018. Tapi sampai saat ini saya belum berangkat ke China,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (16/2/2022).

Karena tak kunjung diberangkatkan ke China, LD berupaya menagih uang yang sudah ditransfernya tersebut ke oknum kades. Namun hanya janji-janji belaka yang didapatnya.

“Janji akan mengeluarkan LOA. Tapi ternyata ada tidak sama sekali. Kemarin itu saya masuk ke kloter bersama dengan 4 orang. Dan semuanya tidak ada yang berangkat,” tambahnya.

Harapannya, uang yang sudah ditransfer ke oknum kades itu bisa dikembalikan untuk biaya kuliahnya. “Harapannya uang bisa kembali. Karena untuk biaya kuliah,” pungkasnya.

Selain LD, warga Jember juga sempat melaporkan oknum kades AS ke Polsek Glagah Banyuwangi. Melalui kuasa hukumnya, Irfan Hidayat, seorang dosen di Jember bakal akan melaporkan lagi oknum kades di Banyuwangi ini.

“Sempat kita laporkan ke Polsek Glagah. Namun karena lokasi dugaan penipuannya di Jember kami dianjurkan lapor ke Polres Jember,” ujar Irfan.

Awal pertemuan kliennya dengan Kades ini, kata Irfan, saat Kades ini kuliah di Jember. Kliennya ingin menyekolahkan anaknya ke China.

Gayung pun bersambut. Kliennya kemudian mentransfer uang Rp 87 juta untuk biaya perkuliahan di China.

“Itu sejak tahun 2018 juga. Tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan. Hingga akhirnya kami pun menagih uang yang sudah di transfer itu,” tambahnya.

Hingga pada suatu ketika, dibuatkanlah surat perjanjian untuk mengangsur uang tersebut. Kades AS berjanji akan mengangsur per bulan Rp 2,5 juta.

“Sempat kita buatkan surat perjanjian untuk nyicil. Tapi hanya 1 kali kemudian tidak pernah dicicil. Kami datangi lagi janji akan membayar dari uang hasil proyek desa yang katanya banyak. Tapi ya tidak ada itikad baik,” tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya langsung melaporkan oknum kades itu ke polisi. Pihaknya berharap oknum kades itu mau bertanggung jawab atas semua tindakan yang merugikan kliennya tersebut.

“Jika memang ada laporan seperti ini. Makanya kita tinggal mendorong saja. Semoga ada keadilan bagi korban-korban. Soalnya banyak korban ini. Seperti sindikat penipuan pemberangkatan kuliah ke China,” pungkasnya.

Sumber: https://www.sinergijatim.com/nasional/pr-2862697169/korban-penggelapan-dana-kuliah-luar-negeri-oleh-oknum-kades-di-banyuwangi-ada-yang-dari-luar-daerah?page=3