Ihsan mengaku tidak tahu-menahu soal itu. Selama ini dia hanya menjadi imam di musala. Dia sedang tidur di rumah pada saat kejadian.
Mendengar ada kaca pecah, dia menyuruh istri, anak, dan cucunya pindah ke kamar belakang.
“Saya hanya bertugas menjadi imam di musala, tapi saya juga menjadi korban,” ujarnya.
Tidak hanya mushola, beberapa rumah di sekitar keluarga Khozin juga menjadi korban. Banyak kaca dan genteng pecah oleh batu. “Suasana tegang dan banyak genteng yang pecah,” kata seorang warga di dekat rumah Khozin.
Ali Nur Fatoni, Humas PSHT Cabang Banyuwangi menjelaskan, setelah tercapai kesepakatan damai sebelum bentrokan kedua, masing-masing pengurus cabang menginstruksikan anggotanya untuk menahan diri.
Namun, ternyata dalam situasi di luar kendali manajemen, konflik tak terhindarkan hingga harus mengeluarkan korban dari PSHT.
