Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menjajal Penerbangan Garuda Rute Banyuwangi-Denpasar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

menjajalDitinggal Merem, Bangun Sudah sampai Ngurah Rai

UNTUK kali kedua, saya bisa menikmati penerbangan rute anyar Banyuwangi- Denpasar. Kali ini pesawatnya jauh lebih bagus dibanding penerbangan dua tahun lalu yang menggunakan pesawat Grand Caravan buatan Cessna 1997 yang dioperasikan PT. Sky Aviation. Kala itu, Sky Aviation memang membuka rute regular Banyuwangi- Denpasar. Terbang menggunakan Grand Caravan ada sedikit rasa takut.

Selain tempat duduknya yang pas-pasan (7 seat), naik pesawat tersebut kerap kena guncangan angin. Yang lebih bikin hati deg-degan, pilot Caravan merangkap mekanik sekaligus pramugara. Klop sudah, begitu turun dari kokpit, sang pilot langsung membuka kap pesawat dan mengabsen satu- per satu penumpang yang turun. Terbang menggunakan Grand Caravan itu saya rasakan dua tahun lalu bersama rombongan pengacara Banyuwangi yang dikomandani Achmad Wahyudi.  

Kini, setelah Sky Aviation tak lagi membuka jalur penerbangan Banyuwangi- Denpasar, maskapai Garuda Indonesia mencoba menggarap pasar tersebut.Kali ini saya terbang bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda. Turut dalam rombongan Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi yang juga Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi; Manajer Iklan Jawa Pos Radar Banyuwangi Sidrotul Muntaha; dan bagian pemasaran Gerda Sukarno Prayuda.

Misi yang kami emban adalah menghadiri rapat kerja Ikatan Warga Banyuwangi (Ikawangi) Dewata. Rombongan kami juga kampanye budaya dan destinasi wisata baru di hadapan keluarga besar Ikawangi Dewata. Terbang bersama Garuda memang mengasyikkan. Jumlah tempat duduk cukup banyak dibanding Grand Caravan, yakni 70 seat. Penumpang juga dapat snack meski dibagikan setelah turun dari pesawat. Kelebihan lainnya, Banyuwangi-Denpasar hanya butuh waktu 30 menit. 

Pesawat take off dari Bandara Blimbingsari pukul 09.30 WIB, sampai Bandara International Ngurah Rai pukul 11.00 WITA. Ada selisih waktu satu jam antara Banyuwangi dan Bali. Bagi kalangan pebisnis, sangat pas jika bepergian ke Bali atau sebaliknya naik pesawat terbang. Yang pasti, masuknya Garuda Indonesia semakin mempermudah aksesibilitas menuju Banyuwangi, karena sebelumnya sudah ada maskapai Wings Air yang beroperasi lebih dulu di rute Surabaya-Banyuwangi.

”Tak terasa kita sudah sampai di Bali. Tak tinggal merem sebentar, wis teko Bali,’’ ucap Kadisbudpar Bramuda yang duduk di sebelah kanan saya. Pesawat Garuda ATR 72-600 yang kami tumpangi memang tergolong baru. Performanya cukup bagus. Pesawat ini menggunakan propeller (baling-baling) yang dipasang di luar. Untuk kepentingan penerbangan nasional, Garuda akan mendatangkan 35 pesawat bermesin propeller ATR 72-600 secara bertahap. 

”Warga Banyuwangi memang patut berbangga karena maskapai Garuda sudah membuka rute Surabaya-Denpasar-Banyuwangi,’’ ujar seorang penumpang asal Surabaya kepada koran ini. Sejak di-launching 1 Mei lalu, jumlah penumpang cukup lumayan. Hari itu, jumlah penumpang dengan tujuan Bali ada 40 orang. Yang perlu digarap adalah penumpang dari Bali-Banyuwangi. Sebab, tiga hari lalu jumlah penumpang hanya 4 orang yang turun di Blimbingsari, selebihnya melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Karena itu, tak salah jika Pemkab Banyuwangi terus menggencarkan promosi wisata ke Bali. ”Bali akan kita gempur terus. Turis-turis sudah mulai jenuh menikmati wisata di Bali. Ini tugas berat kita untuk menggaet wisatawan agar datang ke Banyuwangi,’’ kata Bramuda. Sekadar tahu, pergerakan investasi di Banyuwangi terus bertumbuh. Pada 2013 mencapai Rp 3,2 triliun, naik 175 persen di banding 2012. Kunjungan wisatawan mancanegara juga meningkat tajam hampir 100 per sen dari 5.502 orang pada 2012 menjadi 10.462 orang. 

Adapun wisatawan Nusantara meningkat dari 860.831 orang menjadi 1.057.952 orang. Terbang bersama Garuda bisa dinikmati siapa saja. Bahkan, warga Banyuwangi yang tinggal di Bali, kini banyak yang mengalihkan perjalanan lewat udara. Bahkan, secara terang-terangan, pengurus Ikawangi Dewata menyerukan anggotanya untuk naik pesawat jika pulang kampung. Tentunya, seruan itu hanya diperuntukkan bagi anggota yang berkantong tebal.

”Lewat darat butuh waktu lama. Kalau naik pesawat cukup 30 menit,’’ ujar Eddy Surya Wijaya, dewan penasihat Ikawangi Dewata. Corporate Manager Garuda Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, I Ketut Rudyarta,menyambut positif dibukanya jalur penerbangan Banyuwangi-Denpasar. Garuda akan terus men-support langkah Pemkab Banyuwangi yang lagi gencar promosi wisata. ”Kita juga siap membantu menginformasikan tempat-tempat wisata di Banyuwangi. Garuda punya cabang di seluruh Indonesia,’’ tegas Ketut. (radar)