Ajak Pesantren Tangkal Radikalisme
TEGALSARI – Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, kedatangan tamu istimewa keluarin (11/1). Menteri Koordinator Politik. Hukum dan Keamanan(Menkopulhukan) RI, Jenderal TNI (pur) Luhut B. Panjaitan, hadir bersama kepala Badan Narkotika Nadonal (BNN) Pusat, Komjen Pol Budi Waseso.
Dalam rombongan itu juga hadir Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Pol Saud Usman Nasution; Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Syaifullah Yusuf; dan Ketua PWNU Jatim, KH. M. Hasan Mutawakilalallah.
“Ini kehormatan bagi Pesantren Darussalam,” cetus pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, KH. Ahmad Hisyam syafaat. Kepada para tamunya itu, Kiai Hisyam mengisahkan perjalanan pesantren yang dipimpinnya itu sejak didirikan orang tuanya, almarhum KH. Mukhtar Syafaat Abdul Gafur, hingga sekarang yang mengelola pendidikan mulai TK hingga perguruan tinggi (PT).
“Kami terus mengupayakan pendidikan di pesantren,” katanya. Wagub Syaifullah Yusuf dalam acara itu mengatakan, Pesantren Darussalam Blokagung termasuk pesantren yang cukup berpengaruh di Jawa Tunur. Pesantren ini telah banyak menelurkan orang hebat yang menyebar di Indonesia.
“Makanya tidak salah Pak Luhut dan Pak Budi Waseso datang ke pesantren ini,” ujarnya. Pendidikan dalam pesantren, kata Wagub yang biasa disapa Gus Iful itu, selama ini mengajarkan pendidikan tentang akhlak, keterampilan, dan bela negara.
“Makanya dari pesantren ini akan lahir tokoh yang selalu menyerukan cinta tanah air dan cinta Pancasila,” ungkapnya. Sementara itu Menkopolhukam RI, Jendetal TNI (pur) Luhut B. Panjaitan, di hadapan para santri, kiai, dan tokoh agama, menyampaikan bahwa saat ini gerakan radikalisasi cukup gencar.
Sejumlah negara di Timur Tengah sedang dilanda perang karena persoalan radikalisasi. “Hukuman mati ulama Syiah di Saudi Arabia juga memunculkan konflik,” katanya. Propaganda yang gencar dilakukan ISIS, lanjut dia, juga mengancam. Saat ini ISIS berupaya masuk ke Indonesia dan mempengaruhi umat Islam.
“Ini menjadi ancaman bangsa,” ungkapnya. Luhut menyebut peran pesantren dalam membentengi bangsa dan menangkal gerakan radikalisasi itu dianggap sangat penting. “Saya minta pesantren berperan. Para santri bisa menjadi mata-telinga,” cetusnya.
Terkait pembangunan bangsa, Luhut mengajak para santri terus belajar. Menempuh pendidikan tidak hanya selesai di pesantren, tapi bisa di tingkat lebih tinggi. Para santri tidak boleh hanya menjadi tenaga pendidik, tapi juga harus menjadi ahli ekonomi, ahli teknologi, ahli sosiolog, dan ahli lain. “Para santri harus berani bersaing,” katanya. (radar)