Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Meski Liburan Sekolah, Banyak Pelajar yang Berkunjung

KARYA SENI: Lukisan gandrung cukup mendominasi dalam pameran yang digelar di Gedung Wanita Paramitha Kencana.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KARYA SENI: Lukisan gandrung cukup mendominasi dalam pameran yang digelar di Gedung Wanita Paramitha Kencana.
KARYA SENI: Lukisan gandrung cukup mendominasi dalam pameran yang digelar di Gedung Wanita Paramitha Kencana.

Pameran lukisan yang digelar sejak 23 hingga 30 Desember 2012 di Gedung Wanita Banyuwangi terus menyita perhatian masyarakat. Setiap hari hampir 100 pengunjung datang untuk menikmati karya seni tersebut. MOZES Misdi terus mengumbar senyum saat hadir dalam pembukaan pameran lukisan dan patung pada Minggu (23/12) di Gedung Wanita Banyuwangi.

Didampingi pelukis lain, S. Yadi K., Aris Sugiarto, Rama Hadiyono, dan pelukis lain, Mozes tampak semangat bercerita tentang lukisan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir membuka pameran tersebut. Dari raut wajahnya, terlirat jelas pelukis senior itu sedang semringah. Sepertinya sang legenda hidup itu tidak menyangka perjalanan seni lukis di Kota Gandrung bakal hidup. “Cukup lama bisa menggerakkan seni lukis di Kabupaten Banyuwangi,” ujarnya sembari tersenyum.

Hingga tahun 1970-an, seni lukis belum memiliki tempat yang layak di Bumi Blambangan ini. Bahkan, di tahun itu, Kota Gandrung yang dikenal kaya seni dan budaya itu ternyata masih kering seni lukis. “Tidak ada yang namanya pameran lukisan seperti ini,” cetusnya. Mozes bersama para pelukis lain kini tentu bisa tersenyum. Perjuangan para pelukis menggelar pameran akhirnya terwujud. Apalagi, pameran seni lukis sudah bisa digelar setiap tahun.

“Alhamdulillah, pengunjung cukup lumayan,” cetus Abdul Rahim, salah satu peserta pameran. Pameran lukisan dan patung yang diikuti 112 pelukis dan pematung  tersebut setiap hari dikunjungi sekitar 65 hingga 100 orang Jumlah itu diakui Rahim sudah cukup bagus, apalagi di kota kecil seperti Banyuwangi. “Dikunjungi 65 orang hingga 100 orang itu sudah cukup bagus,” kata pelukis yang mengaku pernah mengikuti pameran lukisan di Bali, Jogjakarta, dan Jakarta, tersebut.

Kebanyakan pengunjung datang pada malam hari. Para pelajar yang kini sedang memasuki masa liburan sekolah ternyata banyak yang datang untuk melihat langsung 120 lukisan yang dipamerkan. “Bila tidak masa liburan, mungkin yang datang lebih banyak lagi,” ujar pelukis asal Manggisan, Kelurahan Lateng, Banyuwangi, itu. Pameran lukisan dan patung tersebut memang cukup istimewa. Selain diikuti pelukis Kota Gandrung, juga diikuti pelukis dari Bali, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Jogjakarta.

Bahkan, pelukis asal Slovakia, Brazil, dan Jepang, juga mengirim karya mereka. Dalam pameran lukisan tersebut, para pelukis menampilkan berbagai aliran, mulai realis, naturalis, ekspresionis, impresionis, hingga abstrak. Semua terpajang di gedung yang cukup besar itu. “Pelajar biasanya suka lukisan gaya realis,” ungkap Abdul Rahim. Pengunjung yang datang juga banyak dari kalangan usahawan dan penikmat seni. Tidak sedikit lukisan yang dipajang dalam pameran tersebut ternyata sudah terbeli. “Kalau yang diberi pita merah berarti sudah ada yang membeli,” sebutnya sambil menunjukkan pita merah di beberapa lukisan. (radar)