PANTAI Waru Doyong memang sudah banyak berubah ketimbang dua tahun lalu. Jalan tanah bercampur aspal rusak dari arah jalan raya kini sudah berubah menjadi jalan paving yang mulus.
Tetapi begitu mendekati pantai, sangat terasa jika adanya pembangunan tak melulu membuat semuanya menjadi bagus. Dinding-dinding yang membatasi Pantai Waru Doyong membuat pantai menjadi sempit.
Meski kondisi sudah berubah, namun minat orang-orang yang memiliki hobi memancing tidak berubah. Mereka yang memang menjadikan pantai yang tidak jauh dari Pelabuhan LCM itu sebagai spot memancing santai sambil menunggu waktu berbuka datang, tetap turun ke Pantai Waru Doyong.
Sambil membawa perlengkapan seadanya, seperti ban yang disulap sebagai perahu, kemudian senar pancing yang digulung ruas bambu, para pemancing itu sudah stand by setelah azan Asar usai.
Begitu ombak mulai tenang, mereka perlahan memasuki laut. Ban yang mereka gunakan sebagai perahu kecil langsung diduduki. Dengan menggunakan dayung ala kadarnya, ban diarahkan agak ke tengah lautan. Perlahan-lahan, ban yang diduduki para pemancing mendekati perairan yang dihuni kapal-kapal kecil yang tengah bersandar.
Setelah dirasa aman, pancing yang mereka bawa dari pinggir tadi langsung dipasang. Dilemparkan mata kail ke arah laut yang dianggap paling banyak dilalui ikan atau cumi-cumi. Setelah itu sambil terombang-ambing ombak, para pemancing menanti umpannya disambar oleh ikan atau cumi-cumi.
“Kalau musim saat ini waktunya cumi-cumi, makanya semuanya memasang kail yang untuk cumi,” ujar Eko, salah seorang pemancing.
Selama Ramadan, Eko bersama beberapa temanya rutin memancing di Waru Doyong. Selain memang hobinya, dia mengaku cukup senang memancing di daerah pantai tersebut. “Kapan hari saya pernah dapat cumi-cumi yang beratnya 3 kilogram, malah jadi tambah semangat memancingnya,” imbuh pria asal Kelurahan Bulusan itu.
Pemancing lainnya, Imam, 35, mengatakan jika para pemancing biasanya melihat dulu bagaimana kondisi cuaca sebelum turun. Memang ketika mendekati pertengahan tahun, ombak cukup besar. Namun, ada jam-jam tertentu di mana ombak tidak sekencang di pagi atau siang hari. Pada jam-jam menjelang magrib justru ombak biasanya sedikit melembut.
“Hari ini agak besar anginnya, jadi tidak terlalu banyak yang memancing. Tapi kalau cumi, justru mulai banyak. Biasanya saya memancing sampai sebelum magrib kalau dapatnya tidak terlalu banyak, tapi kalau pas banyak bisa sampai isya,” kata Imam.
Muhamad Saiq, 60, salah seorang warga sekitar menambahkan, jika cuaca bagus, para pemancing yang datang jumlahnya bisa lebih dari 20 orang. Mereka memenuhi hampir sepanjang Pantai Waru Doyong. Ada yang menggunakan ban dalam sebagai perahu, tapi ada juga yang melempar dari pinggiran laut.
“Tapi sekarang kalau dilihat sebenarnya sudah mulai berkurang. Mungkin orang-orangnya sudah mulai malas, padahal ikannya lumayan di sini. Ditambah lagi dermaga yang di tengah itu juga sudah rusak. Padahal dulu orang memancing berdirinya di sana,” pungkas kakek sembilan cucu itu.